ARUMI, NIGHT IS BLUE

Je Yatmoko
Chapter #5

Bab 4: Perpisahan Pertama

Juna

Malam tiba, Juna memakai baju terbaiknya, ia menghela nafas, malam ini ia akan memberanikan diri untuk datang ke acara ijab kabul nya Ana. Meski ia sendiri tidak tau mengapa mau melakukan hal yang menyakitkan itu. Dalam pikirannya, rencana nya itu adalah: Datang ke acara ijab kabul, bertemu dengan Ana, lalu mengucapkan selamat atas ijab kabulnya, menyapa kedua orang tua nya Ana yang belum pernah ia temui dan mengaku sebagai teman kuliah nya Ana lalu pulang ke rumahnya dengan rasa ikhlas.

Ia pun keluar dari rumahnya, menghidupkan motor antik kesayangan nya itu lalu pergi meninggalkan rumahnya. Dalam perjalanan, semua rencana nya tadi jadi buyar, dalam pikiran Juna cuma ada satu hal: Bagaimana cara ia bisa mengikhlaskan pacar terbaik dalam hidupnya selama ini?

Ana adalah pacar nya saat kuliah dulu. Mereka kebetulan satu kelas mengambil jurusan Akutansi di Bandung dan kebetulan, yang membuat mereka bersatu adalah karena cuma mereka berdua yang sama-sama asalnya dari Batam dan akhirnya dijodohkan oleh anak-anak satu kelas dan pada saat satu kelas mengadakan makrab ke villa di Lembang, dengan bantuan puisi ‘Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana’ dari Sapardi Djoko Damono serta petikan gitar mautnya dari Ade, sahabatnya di kampus dulu, ia berhasil mendapatkan hati nya Ana di tahun pertama nya kuliah.

Hal yang membuat Juna jatuh cinta dengan Ana bukan karena mereka satu nasib dari daerah yang sama, tapi, Ana adalah orang yang sangat perhatian kepada nya. Karena sejak SMP Juna sudah kehilangan kedua orang tua nya, ia hidup dengan pamannya yang tak pernah memberikannya perhatian lebih. Maka saat kuliah ada se-sosok perempuan yang memberikannya perhatian lebih dari yang pernah ia dapatkan sepanjang hidup, ia menjadi jatuh cinta dengan Ana. Itulah alasan mengapa Ana menjadi pacar terbaiknya.

Ana pun juga memang cantik dan sederhana. Ia ke kampus biasanya suka memakai kemeja putih atau abu-abu favoritnya, ia memakai kacamata yang lensa nya cukup tebal tapi itu malah membuatnya makin terlihat cantik bukan culun dan yang membuat Juna juga suka adalah rambut nya yang selalu ia ikat kuncir kuda saat di kampus. Khas nya Ana ini juga yang membuat Juna menyukai nya.

Dan Ana pun menyukai Juna bukan hanya karena parasnya yang bisa dibilang lumayan lah disbanding anak-anak kelasnya. Yang membuat ia menyukai Juna adalah karena latar belakangnya yang memang orang yang tak pernah merasakan kasih sayang, namun, ia adalah orang yang benar-benar penyayang dan yang paling ia suka adalah sifat humoris nya Juna yang nyeleneh tapi, justru karena itu ia sangat menyukai Juna, ia selalu tau bagaimana cara menghibur Ana bila ia sedang ngambek karena sedang kedatangan tamu bulanan atau saat ia memang benar-benar sedang ngambek. Karena sifatnya itu pula lah, Juna benar-benar menyukainya.

Lalu, yang membuat satu kelas menjodohkan mereka berdua adalah selain karena sama-sama dari Batam, cuma mereka berdua orang yang paling rajin ke perpustakaan dan menelusuri bagian buku-buku puisi dan mereka berdua sama-sama jatuh cinta dengan puisi-puisi nya Sapardi Djoko Damono, terutama puisi ‘Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana’ yang menyatukan mereka berdua.

Namun disinilah sekarang Juna, memarkirkan motornya dibawah lampu jalanan, memandang rumah Ana yang sudah ramai didatangi kerabat-kerabat Ana dan kerabat-kerabat orang yang menghamili Ana. Juna menghela nafas, ia beranikan diri untuk berjalan perlahan ke rumah itu di tengah keramaian.

Juna akhirnya hanya berani untuk berdiri di depan rumah Ana dan kebetulan, Ana sedang berada di luar dan ia melihat Juna saat sedang menyalami beberapa tamu yang datang, Ana pun mencolek ibu nya dan menunjuk Juna, tampaknya ia meminta izin dan ibunya mengangguk dan Ana pun pergi ke Juna yang menunggu di depan rumahnya.

Ana datang dengan pakaian pengantin Melayu nya, ia tersenyum manis ke Juna. Salah satu kelebihan yang dimiliki Ana adalah ia mempunyai senyuman khas nya yang begitu manis hingga membuat orang tak lagi membutuhkan gula setelah bertemu senyum nya Ana. Dan tiap kali Ana tersenyum, otak dan mata nya Juna selalu siap sedia untuk memotret tiap senyumnya dan memajangnya di gallery senyuman Ana yang tersimpan dengan sangat baik di dalam ingatannya Juna.

“Hai” sapa nya.“Hai” balas Juna.“Makasih udah mau datang ya” kata Ana, terdengar ada rasa sakit dari nada nya Ana. Juna tersenyum mengangguk, ia mengulurkan tangan nya, Ana melihatnya lalu menjabat tangan Juna, “Selamat ya atas ijab kabul nya, semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah ya”. Ana tersenyum kecut, ia melepaskan jabatan tangan nya Juna. “Jangan tersenyum kaya gitu dong, senyum lagi kaya tadi, senyum manis mu itu” Ana mencoba tersenyum manis lagi seperti tadi, meski susah. “Gitu dong, aku ingin memotret senyum sekali lagi untuk yang terakhir kalinya, aku akan terus menyimpan senyum itu dalam pikiran ku”.Ana lalu dengan cepat memeluknya untuk beberapa saat, tak ada orang yang menyadari Ana sedang memeluk Juna. Lalu ia melepaskan pelukannya.

Tanpa sepatah kata, Juna perlahan mundur, ia kembali ke motor antiknya sambil melambaikan tangan ke Ana lalu pergi meninggalkannya. Juna pun berjalan mengitari komplek itu entah ngapain, lalu tiba-tiba Arumi keluar dari rumahnya, lalu Juna mendadak berhenti. Arumi kaget dan melihat pria yang memakai motor antik itu.

Lihat selengkapnya