ARUMI, NIGHT IS BLUE

Je Yatmoko
Chapter #14

Bab 13: Aku, Kamu dan Akang Andrew

Juna

Juna menuntun motornya, ia kini masih di dalam komplek perumahan Arumi, ia berjalan di dalam kegelapan, temannya kini hanya motor nya dan lampu jalan yang kadang menyala kadang tidak, tergantung keberuntungan dan waktu saja. Jalanan hening sekali, orang-orang pada jam segini mungkin sudah terlelap, bersiap-siap untuk menyambut datangnya pagi hari dan jam macet pagi pada hari Selasa nanti.

Sambil berjalan sesekali ia melihat-lihat rumah di kiri kanan nya, semua sudah menutup pintu-pintu rumah mereka, hanya tersisa lampu teras rumah mereka yang sengaja di hidupkan agar maling tau bahwa rumah itu sedang ada orangnya. Namun ada juga beberapa rumah yang pintu nya masih terbuka dan terlihat sedang ada seorang bapak-bapak duduk di teras rumahnya sambil merokok dan meminum kopi nya, kadang ada pula yang terlihat dari pintu rumah mereka sedang menonton televisi bersama, entah apa yang mereka tonton bersama pada pukul 10 malam seperti ini.

Ada pula mobil yang baru saja terparkir dan terlihat seorang pria berkemeja keluar dari mobil mahalnya dengan seorang perempuan berpakaian baju seksi yang diyakini bukanlah istri nya, terlihat sang wanita itu berjalan sangat kacau, tampaknya ia baru meminum kebanyakan alkohol.

Ada juga terlihat warkop-warkop 24 jam masih buka dan masih ramai anak-anak muda yang merokok sedang main domino dan kadangkala ada yang hanya sekedar minum kopi sambil berbicara dengan teman-teman nya, kadang-kadang terdengar suara riuh mereka tertawa ketika ada temannya yang kalah saat bermain domino dan disuruh membagikan isi rokok nya satu kotak, kadang ada juga yang membawa gitar dan bernyanyi-nyanyi lagu galau sambil sesekali ada yang bersorak teriak menyanyikan lagu nya meski ia tau suara nya fals dan ia salah lirik, yang penting pede aja dulu.

Juna sampai di pos sekuriti, seorang sekuriti bernama Wanto melihatnya menuntun motor nya. “Kenapa motornya mas? Mogok?” tanya nya. Juna menggeleng, “Enggak mogok mas bensinnya habis, tadi abis nganter temen ke blok D, eh bensinnya habis”. Satpam itu mengangguk, “Kalau mau isi bensin, ada yang jual kok mas bensin eceran, gak jauh dari sini, sekitar 1 kilo lagi sih, kalau mau dari pos ini belok kanan aja mas, lurus aja terus sampai satu kilo nanti keliatan kok ada yang jual”. Juna melihat jam di hape nya, sudah menunjukkan pukul setengah sebelas, “Jam segini masih jual gak ya mas?” tanya nya. “Oh masih mas! Dia biasa buka sampe jam 2 malem!” kata satpam itu. Sekarang Juna lega, 1 kilometer lagi! Semangat!

Juna pun berjalan menuntun motornya, ia berbelok kanan sesuai arahan satpam tadi lalu ia berjalan di pinggir, takut nya ada mobil melaju dengan kencang, karena memang banyak sekali mobil semena-mena di jam segini karena tau jalanan sudah sepi, jadi si sopir bisa seenak udel nya ngebut tanpa takut ada polisi sama sekali, entah karena memang itu atau dia sedang mabuk.

Jalanan sepi sekali, malam semakin gelap dan mencekam. Kini hanya ada Juna, motor kesayangan nya dan lampu jalan yang kali ini hidup terus, meski lampu nya menyala, entah kenapa dari mata Juna, jalanan ini masih sangat gelap dan terasa mencekam sekali. Ia tak takut bila setan muncul, tinggal dibacakan Ayat Kursi saja, nah, kalau penjahat yang muncul? Mana mempan dibacakan Ayat Kursi, yang ada si penjahat malah tersinggung karena dia dikira setan.

Sesekali, terdengar suara jangkrik yang tampaknya tau bahwa Juna saat ini sedang membutuhkan teman selama perjalanan 1 kilometer ini. Toh, 1 kilometer itu sebenarnya tidak jauh, kalau pakai motor, beda kasusnya kalau berjalan kaki dan sambil menuntun motor segala. Ia merasa bodoh sekarang, kenapa sempat-sempatnya tak terpikirkan untuk mengisi bensin dari tadi pagi? Kalau dia tau malamnya ia akan menemani Arumi, mungkin saja sudah ia isi penuh pagi ini. Tapi, ah, siapa yang sangka malam ini berubah menjadi malam yang begitu indah seperti isi lagu nya Iwa K? Ia sendiri tak menduga tiba-tiba ia marah besar dengan Hatta dan bahkan sampai Arumi mau memeluknya di motor dengan sangat erat sekali. Ah, tak apa-apalah, sepadan juga dengan apa yang ia dapatkan hari ini kok.

Lihat selengkapnya