Arumi
Mobil Arumi terparkir di depan sebuah tempat hiburan yang cukup besar dan sangat berisik, “Kita kesini nih?” tanya Arumi memastikan. Juna mematikan google maps nya, ia mengangguk, “Iya kita kesini, seriusan” jawab Juna dengan pasti. “Kamu udah sering ya kesini?” tanya nya sambil melihat ke Juna. Yang dilihat menggeleng, “Belum, belum pernah. Tapi aku tadi dapet rekomendasi dari Arya sih, anak-anak kantor sering kesini katanya, tempatnya asik. Makanya, mumpung kita berdua lagi diluar malem-malem gini, kenapa enggak kita coba aja?”.
Mereka berdua keluar dari mobil dan sesaat setelah mereka keluar, gendang telinga mereka langsung dimasuki oleh musik-musik EDM yang sangat keras hingga yang terdengar kini hanya musik itu saja. “Kamu yakin kita mau kesini?” tanya Arumi memastikan, Juna memegang tangan Arumi, “Trust me” katanya. Arumi pun mengangguk, mereka masuk ke dalam tempat hiburan itu.
Di depan pintu masuk ada penjaga yang memerhatikan mereka berdua, “mau masuk?” tanya si penjaga. Juna mengangguk dan memberikan uang kepadanya, lalu si penjaga mengangguk dan membiarkan mereka berdua masuk ke dalam klub itu. Sesaat setelah mereka masuk, yang terdengar kini hanya suara-suara musik berisik yang kadang menusuk-nusuk gendang telinga mereka.
Bagi Arumi yang selera musiknya adalah musik-musik Chrisye dan Marcell, ia sama sekali tak menikmati ini semua, baginya, lagu yang terbaik bukan musik yang punya melodi yang ngebeat, baginya, lagu yang terbaik adalah bila sang penyanyi bisa menyampaikan isi lagu dengan baik dan dari hati nya yang tulus untuk sekedar bercerita kepada para pendengar-pendengarnya.
Juna menarik tangan Arumi untuk ke lantai dansa, Arumi menggeleng. Ia mendekatkan telinga nya ke Juna, “Aku enggak suka ini”. Juna mengangguk, “Aku tau, makanya kita enggak akan kesini”. Arumi bingung, Juna menarik tangan Arumi untuk berjalan melangkahi orang-orang yang sibuk dengan dirinya sendiri berjoget ria sambil sesekali melirik kanan kiri mencari perempuan yang bisa dibawa pulang hari ini.
Dari lantai dansa, mereka ke kiri dimana ada bar dan disamping bar beserta kursi-kursi nya, ada sebuah pintu, Juna masuk ke dalam pintu itu dan ternyata, mereka terhubung ke dunia yang berbeda dengan yang tadi. Kalau yang tadi itu tempatnya berisik sekali, disini sangat sunyi sekali.
Ia berdiri di depan sebuah jalan lurus yang di kiri kanan nya begitu banyak pintu-pintu. Tempat apa ini? Lalu seorang perempuan mendatangi mereka, “Selamat datang, mau berapa jam?” tanya perempuan ini. Juna melihat jam nya, “Satu jam aja ya mbak”. Setelah itu Juna memberikan uang kepadanya, perempuan itu memberikan kunci ruangan, “Ruangannya di ujung ya”. Juna mengangguk dan mereka berjalan.
“Jun, ini tempat apa?” tanya Arumi. Juna hanya terdiam sambil terus berjalan, “Jun? Ini bukan tempat yang aneh-aneh kan?” tanya nya curiga. Juna masih diam. “JUN!” panggil Arumi dengan kesal, Juna melihat Arumi, “Trust me, apa yang ada dibalik pintu ini bukan yang aneh-aneh kok, ikut aja”.
Mereka sampai di ujung Lorong, Juna membuka pintu nya dan ternyata ini ruang karaoke, “See? Buka tempat yang aneh-aneh kan? Emang tadi kamu pikir ini apa?” katanya sambil tertawa kecil, Arumi menggeleng, “Kamu kenapa enggak bilang ajasih ini tempat karaoke? Kan tadi aku sempat mikir yang aneh-aneh, Jun”. Juna pun tertawa, “Emang seorang Arumi Larasati bisa berpikir aneh sampai se-aneh apasih?”.
Mereka berdua duduk di sofa karaoke, “Kenapa karaoke?” tanya Arumi. Juna melihat Arumi, “Aku tau kamu sering nyanyi-nyanyi sendiri di kantor kalo lagi ga sadar gitu. Pas lagi kerja sambil pake headphone gitu kamu kadang suka nyanyi sendiri, sing along gitu, nah, sekarang waktunya kamu tunjukkan bakat kamu bernyanyi!”.
Arumi berpikir sejenak, “Aku gak mau kalau cuma aku yang nyanyi, kamu juga. Battle kita, gimana?”. Juna tertawa sejenak, “Oh gitu, nantangin nih? Ayo, oke, siapa takut? Yang kalah traktir makan siang di kantor selama seminggu ya?”. Arumi mengangguk, kini jiwa-jiwa kompetitif nya muncul, “Ayoooo siapa takut?”.
Juna menghidupkan mesin karaoke nya, ia memasukkan nama mereka berdua, lalu muncul nama mereka dan skor yang sudah mereka dapatkan, tentu saja masih nol. Layar sudah menyala, terlihat deretan lagu-lagu Indonesia dan luar negeri tersedia di layar, yang perlu mereka lakukan hanyalah scroll lagu yang mereka mau menggunakan remot televisi yang tersedia di sofa dan pencet tombol OK lalu video clip tanpa suara beserta lirik lagu nya akan muncul seketika.
Arumi mulai scrolling daftar lagu yang tersedia, “Yaudah, kita mau tanding lagu apa nih? Lagu kamu dulu deh, Jun”. Juna mengambil remot nya dari tangan Arumi, ia mencari lagu I Don’t Wanna Miss a Thing dari Aerosmith dan ternyata ada, “Yes, ada dong lagu nya hahaha”. Ia memencet lagu nya dan muncul lah video clip nya.
“Ajigileee Juna selera music nya Oasis dong! Wah kalau gini caranya, aku wes mundur alon-alon aja mas” Arumi dan Juna tertawa. Lagu pun segera dimulai, Juna berdeham sebentar, ia bersiap-siap dan mengambil napas.
I could stay awake just to hear you breathing
Watch you smile while you are sleeping
While you're far away and dreaming
I could spend my life in this sweet surrender
I could stay lost in this moment forever