Juna
Juna terbangun dari tidurnya, ia tersadar bahwa ia sedang tertidur di lantai gedung pencakar langit, namun, tak ada Arumi di sampingnya. Kemana dia? Juna dengan cepat memakai baju kembali, lalu merogoh hape nya, ia teringat bahwa hape nya masih tergeletak di mobilnya Arumi. Apakah Arumi kabur? Atau jangan-jangan, Hatta tadi datang kesini dan membawanya pergi?
Dengan cepat, Juna ke lift, ia memencet tombol turun, lift naik ke lantai nya dan muncul lah Arumi di depannya, ia tersenyum ke Juna. “Kamu tadi kemana?” tanya nya. Arumi menyerahkan hape nya ke Juna, “Ngambil hape kamu dan membereskan masalah ku dengan Hatta” katanya.
“Dengan Hatta? Dia ada disini? Kemana dia?” tanya Juna dengan cepat dan panik. “Tenang aja, tadi aku emang nelpon dia, aku udah menyelesaikan semua urusan-urusan ku dengan dia, sekarang, aku tak lagi bersama nya”. Juna terkejut, “Secepat itu? Kamu udah sama dia 3 tahun dan kamu mau putusin dia karena…aku?”. Arumi menggeleng, “Jangan kegeeran dulu, aku udah ngerasa kamu benar, aku udah capek sama dia. Aku enggak mau nerusin hidup ku selamanya dengannya dan dia akan terus menerus menjadi orang yang sama posesif nya, meski dia sudah minta maaf. Tapi jujur, aku enggak bisa bayangin hidup ku bertahun-tahun bersama dia”.
Juna mengangguk, ia memegang kedua tangan Arumi, “Jadi, kita sekarang bisa bersama?”. Arumi melepaskan pegangan tangan Juna, “Enggak secepat itu juga, aku mau kamu meyakinkan ku kalau bersama mu, untuk selamanya bisa sangat menyenangkan. Malam ini aja enggak cukup buat ku untuk meyakinkan diri kalau kamulah yang selama ini akan menjadi orang yang akan kucintai selamanya, jadi, aku mau kamuJ yakini aku, oke?”. Juna mengangguk.