Nara : Assalaamu’alaikum Rupaser’s , sorry aku pergi ga pamit kalian. Aku lagi
nunggu pesawat di Soeta nih, ceritanya mo nyantri di Konya, Turki. Maafin
semua salah aku ya...
Aruna yang sedari tadi sibuk di depan laptopnya dan baru satu jam kemudian menyadari kehadiran chatting dari Nara itu pun melonjak kaget. Segera jari lentiknya menari diatas toots hp abu-abu miliknya.
Ra...kamu kemana?, ditungguinya jawaban dari Nara, centang satu, jawaban tentu tak kunjung datang. Tergurat rasa penasaran dan heran dikeningnya, ada apa dengan Nara.. Tak putus asa, diapun mencoba kembali.
Ra...kenapa mendadak banget sih, kok kamu gak pernah bilang mau ke Turki?
Kembali tak ada jawab. Otaknya berputar diiringi dengus emosinya yang memburu. Nama Ziya refleks muncul di otaknya.
Aruna : Zi...kamu dah baca chatnya si Nara blom?,
Ziya : Udah...barusan, kaget pisan, aku w.a. si Nara centang satu mulu tuh..
ditelepon hpnya mati Run
Chat dari Arka anggota ke empat dari WAG Rupaspun tergopoh-gopoh nimbrung.
Arka : Wey...ada apa ini ko si Nara ujug-ujug cabut...ka Konya deui ... jauh pisan ...
Turki euy...jauh..ga bilang-bilang lagi..aya naon ieu teh?
Pagi itu, ketiganya bersepakat untuk segera menyusul Nara ke Bandara , siapa tahu mereka masih sempat mengejar dan menahan kepergian Nara yang sangat tiba-tiba itu. Dengan kendaraan masing-masing, segera mereka merangsek riuh kota Bandung, menembus jalan berbayar berharap dapat menahan mimpi seorang Nara, meski mungkin hanya sesaat.
Gerimis seperti tak ingin ketinggalan peran mengejar Nara. Kafilah rerintik itu berebutan menghambur membasahi jalanan kota dengan gemuruh. Perlahan mewujud menjadi hujan. Hujan deras yang sibuk mengusir manusia kota dari jalanan.
Layaknya manusia kota, matahari, yang menyadari datangnya hujan dengan tiba-tiba, segera bersembunyi dibalik mega hitam kota yang gundah. Manusia kota menepi, memberi jalan bagi tiga anak manusia mengejar seorang sahabatnya. Deras hujan di sepanjang tol Cikampek – Jakarta, seperti memberi karpet merah untuk berlari mengejar sang sahabat yang kan segera terbang. Merekapun akhirnya bertemu di Terminal 2F, terminal keberangkatan luar negeri bandara Soeta.