“Nasa?”
“Hm?”
“Kamu sering ke sana?”
“Ke panti?”
Leo mengangguk.
“Ehm ... biasanya memang rutin, sih, sebulan sekali. Kadang sama Papi kadang sendiri.”
Leo mengangguk paham. Melihat bagaimana akrabnya interaksi Nasa dengan anak-anak panti yang lain menggambarkan jelas sekali kedekatan mereka.
Mereka saat ini dalam perjalanan pulang setelah menghabiskan waktu cukup lama sampai makan siang di sana. Ini hampir petang dan Leo benar-benar merasakan perjalanan yang luar biasa bersama Nasa hari ini. Melihat hamparan anyelir putih, kemudian bertolak ke panti asuhan yang tidak pernah Leo kunjungi sebelumnya.
Semestinya hari ini menjadi hari yang sempurna dan Leo dapat melupakan apa yang terjadi kemarin. Namun dering ponselnya yang berbunyi dan nama bundanya terpampang di layar, Leo tahu semuanya belumlah selesai.
“Ya, Bunda?” Leo menjawab panggilan itu.
“...”
“Di jalan Bunda, sama Nasa.”
“...”
“Nggak bisa, Bunda. Leo mau antar Nasa pulang dulu.”
“...”
“Nggak bisa dong, Bunda.”
“...”
“Iya-iya.”
Leo mematikan sambungan mereka kemudian menoleh pada Nasa. Gadis itu pun menatapnya sejak tadi namanya disebutkan oleh Leo dalam percakapan teleponnya dengan sang ibu.
“Nasa,” panggil Leo. “Kalau kamu ikut aku ke rumah Oma dulu bagaimana?”
“Kak Leo diminta ke sana, ya?”
Leo mengangguk.
“Nggak apa-apa aku diturunin di sini aja.”
Leo menggeleng. “Bunda minta kamu datang juga ke sana.”
“Aku?” Nasa menunjuk dirinya sendiri. Dia pernah ke rumah Leo beberapa kali bersama Sana. Namun ke rumah Omanya Leo, tentu Nasa belum pernah. “Untuk apa?” tanya gadis itu.
“Oma mau ketemu kamu juga.”
Nasa terlihat berpikir.
“Ya? Bantu aku.” Leo menatap Nasa penuh permohonan.
Menghela napas, akhirnya Nasa pun mengangguk. Sudah seharian ini dia bersama Leo. Ya sudah, sekalian saja dihabiskan sampai malam. Nasa akan meminta Leo membuatkannya makanan enak lainnya sebagai bayaran atas hari ini.
“Thanks, Nasa.” Leo tersenyum kecil. Masih ada raut kekhawatiran di wajahnya.
Perjalanan itu berlanjut dengan Leo yang masih melirik Nasa sesekali. Ada hal yang ingin disampaikannya mengenai nanti kedatangannya di rumah Oma. Omanya sudah mengetahui mengenai Leo yang sedang dekat dengan Nasa. Juga mengetahui bahwa Leo menginginkan Adel untuk menikah lebih dulu. Dan tentu saja, Oma tidak menyukainya.
“Nasa,” panggil Leo.
Nasa menoleh. Namun Leo tidak mengatakan apapun. Dia hanya, tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya pada Nasa hal-hal yang mungkin saja bisa terjadi di rumah Omanya nanti.
*__*
“Kamu larang-larang bunda terus, Mil. Apa salahnya bunda mau makan gorengan?”