Asa Ayuni

Falcon Publishing
Chapter #1

Reuni [1]

Ayuni Safira bangun pada jam empat pagi dengan dua prioritas utama: reuni nanti siang dan bagaimana membuat Poppy, teman sekaligus musuh yang pasti datang, mengagumi rumah dan kue buatannya. Prioritas ini, tentu saja, akan ditentang suaminya, Satria, jika dia bisa membaca pikiran istrinya. Satria akan lebih memilih Ayuni memerhatikan Aldi, putra mereka. Namun meski Ayuni mengubah prioritasnya, menurutnya hal itu tidak banyak berarti. Ayuni yakin, Satria tidak membutuhkan bantuan untuk menangani masalah Aldi.

Karena itu, sepuluh menit kemudian, Ayuni meninggal- kan rumahnya di Blue Valley dengan mobil toko dan menuju toko kue mungilnya, Gulaloka, yang terletak tak jauh dari rumah.

Begitu sampai di Gulaloka, Ayuni langsung bekerja. Dia menancapkan flashdisk pada speaker dan kemudian menekan tombol play. Lagu “Break Free” dari Ariana Grande yang lincah segera memenuhi dapur Gulaloka. Sembari bernyanyi mengikuti lirik lagu, Ayuni mengeluarkan wadah dari lemari pendingin berisi inti Putri Mandi yang sudah dia buat semalam. Ayuni meletakkannya di atas meja preparasi dan membentuknya menjadi bulatan-bulatan sekecil kelereng.

Setelah selesai, Ayuni beralih pada pembuatan kuah. Dia mengaduk panci berisi santan, tepung beras, tepung kanji, garam, dan gula pasir dan memasaknya hingga men- didih. Sesekali kakinya menghentak lantai, mengikuti irama lagu tersebut.

“Kupikir aku yang harus bikin putri mandi,” kata se- buah suara dari belakang Ayuni.

Ayuni menoleh mendengar suara Miki, anak buahnya yang baru datang. Pemuda dua puluh lima tahun itu melepas kan jaket motornya, memasukkannya ke loker karyawan dan berjalan mendekati Ayuni. Miki melirik meja Ayuni. Ada beberapa nampan berukuran kecil telah ditata dengan alas daun pisang.

“Jangan khawatir, ini hanya untuk acara nanti siang,” Ayuni membagi adonannya menjadi tujuh bagian dan membubuhkan pewarna seperti pelangi. “Kalau aku nunggu kalian datang, bisa-bisa stok toko enggak kepegang.”

“Yang acara reuni teman-teman Mbak itu?”

“Teman kuliah satu angkatan,” koreksi Ayuni. “Ya, sebenarnya cuma yang lumayan dekat aja, sih. Tapi ada satu yang kerja di majalah wanita dan aku ingin dia bikin tulisan soal Gulaloka.”

“Ah,” Miki mengangguk mengerti.

“Bikinkan aku klappertaart mini dan soes, ya. Nanti kalau Ipan datang, jangan lupa kasih tahu dia untuk menyiapkan bitterballen dan pastel. Aku mau kita sudah beres semuanya pukul 8.”

“Siap, Bos,” Miki menghormat. Dia pergi ke rak persediaan bahan yang terletak di dekat meja tempat Ayuni bekerja untuk mengambil santan. Dia tersenyum melihat Ayuni terlihat sedikit tegang saat mulai membentuk bola-bola kecil. “Jangan khawatir, Mbak. Teman-teman Mbak pasti terpesona sama bikinan Mbak.”

Lihat selengkapnya