Prahara DiCameti Galing

mang giok
Chapter #5

KiJantaka

Sebelum ia dapat memperbaiki kuda-kuda, serangkum angin hebat menerpa wajahnya.. nampak sinar pedang terang benderang dihadapanya.

"Uh..." siBewok hanya mempuh melongo, sebelum benda tajam sudah menempel dilehernya dan terasa amat dingin mencekam.

"Jika aku berniat jahat, mungkin saat ini kau dan kedua temanmu itu sudah binasa..."

"Si... siapakah kau se... sesungguhnya?" orang itu bertanya dengan terbata-bata.

"Aku..."

"Prok! Prok! Prok!"

Sebelum kiWidura beres menjawab, mendadak seja didalam keraton terdengar orang yang bertepuk tangan disertai dengan suaranya dengan nada berat.

"Hebat! Hebat... ternyata kau adalah salah seorang dari lima pendekar yang terkenal dari Sanggabuana. Bukan kah begitu..." kiWidura tidak langsung menjawab, dia hanya membalikan badan dengan posisi pedang masih menempel dileher siBewok yang semakin pucat tak keruan. Mengingat salah sedikit, bisa-bisa nyawanya melayang.

"Siapakah pak tuwa?" akhirnya ia pun menjawab.

"Namaku kiJantaka, dan yang sedang kau pegangi itu kiBaran salah satu senapati Cameti galing..."

"Oh, mereka ini para senapati Cemetigaling?"

"Benar sekali...

"Kalau begitu maafkan saya yang telah berlaku lancang..." jawab kiWidura serta merta sambil melepaskan sibewok.

"Tidak mengapa! Kesalah pahaman, tentu sering terjadi dimana saja..."

Sementara kiJantaka melangkah dan berkata, justru ketiga orang yang barusan menyerang kiWidura mulai melangkah dan berdiri disamping kiri dan kanan kiJantaka dan termasuk sibewok dengan wajah yang masih pucat.

"Kalau boleh tau benarkah yang saya duga tadi? Bahwasanya Andika salah seorang dari lima pendekar perguruan Sanggabuana..."

Sebelum menjawab kiWidura menjura terlebih dahulu lalu ia kembalikan pedang rampasanya kepada orang yang berikat kepala kain kuning.

"Pak tuwa, dugaan pak tuwa benar adanya. Perkenalkan nama hamba kiWidura..."

"Ow, bukankah Andika yang terkenal siRaja Golok Seribuphati?"

"Hamba tidak berani menyandang julukan itu..."

"Kalau begitu, Andikalah orangnya yang selama ini ditunggu-tunggu oleh gusti adipati. Namun kemanakah teman Andika yang lainya? Bukankan Andika selamanya selalu berlima?"

"Maafkan saya pak tua, namun dengan berat hati saudara saya yang lainya mempunyai tugas yang tak kalah pentingnya. Jadi dengan berat hati, kiguru hanya mengutus hamba seorang diri..."

"Tidak mengapa, kalu begitu perkenalkanlah dulu ketiga orang senapati ini. Itu yang bersenjatakan tombak adalah kiRisang. Sedang yang berikat kepala kain kuning yang pedangnya berhasil kau rampas bernama kiSugri! Dan yang barusan yang berwajah bewok bernama senapati Baran..."

Lihat selengkapnya