Asam Manis Nana Bila (Asma Nabil)

Mira Alhusen
Chapter #4

Pacar Pertama #4

Kuhitung uang sisa setelah kedatangan ibu kemarin. Kemudian aku bayarkan uang kost ku 50.000, uangku bersisa 150.000, apakah cukup untuk 15 hari kedepan. Tentu cukup, bila aku mengalokasikan perharinya habis 10.000 maksimal. Bisa irit seperti ini bila aku hanya lauk gorengan. Ini hanya dilakukan bila benar - benar kepepet ya, dari pada mencuri. Jangan sampai mencuri walaupun kepepet, selain karena nama baik kita jatuh, kita bisa di jauhi sesama, cap buruk yang tak akan pernah bisa dilepaskan juga bisa - bisa kita mengalami kesulitan dalam pekerjaan karena faktor tidak dipercayai lagi. Mending makan dengan gorengan dari pada harus mencuri. Kulalui hariku dwngan bahagia dan senang. Fresh sepanjang hari, kedamaian hidup yang haqiqi, keseimbangan pikiran, batin, keuangan, pertemanan semuanya berjalan lancar. Bahkan aku punya kebiasaan baru yang sedikit aneh namun aku sangat menyukainya yaitu susu kental manis. 

Ilustrasinya, saat itu anak madiun yang sekamar denganku tiba - tiba diajak barter tukar kamar. Aku fine - fine aja bahkan sebelum dia tukar aku telah menanyakan alasan pertukarannya dan ternyata karena mega yang minta pindah. It's oke itu artinya tidak ada masalah antara kami. Mereka mulai saling boyong barangnya masing masing. Dan mega ini ternyata bawa tv, dan ternyata tv nya itu nambah listrik dan bayarnya di bagi sekamar. Rasanya memang agak keberatan, tapi aku diam saja khawatir dikira pelit atau aneh. Evi senang sekali ada tv di kamar kami, tapi bagiku itu biasa aja, bagiku tv gak penting banget. Buat apa coba, tanpa tv aku gak masalah. Wong aku ini sibuk banget, pulang kerja sudah capek paling juga waktunya cukup buat urusin kebersihan diri aja rasanya udah agak berat. 

Ku tanyakan pelan - pelan pada mega kenapa tiba - tiba dia ingin pindah ke kamar kami. Dia menceritakan sedikit tentang teman sekamarnya gadis malang yang akan menikah itu. Dia sering banget di apelin sama calon suaminya, dia ngerasa gak enak sering melihat adegan yang nempel mulu, temen satunya lagi juga gitu. Doyan pacaran yang nempel mulu. Kalau berantem juga ekstrim sementara dia itu agak pendiam, jarang diapelin karena LDR an, beda kota. Hem jadi dia milih kedepan mungkin karena aku ini jomblowati, pikirku. Oh tunggu, evi kan punya pacar yang bronis alias berondong manis yang masih kelas 3 sma itu sering tiap hari ngapel sini. Tapi dia ini pacarannya tau sikon, gak pernah tuh aku pergokin dia yang nempel - nempel nya diluar kewajaran. Meski teman - teman bilang dia juga gitu, namun aku sendiri gak pernah lihat. Dia seringnya keluar, jadi pulang kerja gitu dia sorenya atau habis magrib jalan keluar sama cowoknya pulangnya udah malem jam 9 an, selama aku disitu dia seperti itu. Tau diri lah, kayaknya si cowok mau modal in pacarnya buat keluar, dari pada yang lain kayak suka gratis gitu masak pacaran di kamar kost. Gak modal banget! 

" kamu tiap hari keluar itu, diajak kemana aja ya vi?" tanyaku memulai obrolan. Dia memberiku martabak dan terang bulan. Katanya dari pacarnya, sebagai bentuk syukur bancaan bahwa evi ketrima kerja di pabrik plastik seberang jalan itu. Jabatannya admin lagi, bikin iri kan. 

" ya kemana aja na, lebih seringnya sih ke GKB" 

"GKB tuh apaan sih vi? Enak ya punya pacar bisa jalan seneng seneng terus". Dia menjelaskan kalau GKB itu gresik kota baru, disana gak selalu makan - makan, duduk - duduk nongkrong sambil cuci mata juga sudah seneng kog. Mendapat kerja jadi admin dibantu calon mertuanya masuk lewat orang dalam. Enak ya yang punya orang dalam. Aku ingin ikut melamarnya tapi dia menyuruhku langsung saja melamar ke pabriknya. Artinya dia tak mau kurepotkan, mungkin karena dia masih baru. Gajinya pun umr tiap bulan yang saat itu 800.000 non shift jam kerjanya juga cuma 8 jam, jadi jam 3 sore udah dikost. Aku ingin seperti dia kerjanya hanya 8 jam. Dari pada aku 12 jam, mungkin kedepannya tidak baik untuk kesehatan. Mulailah aku sedikit rasa kurang syukur. Memang gaji besar tapi gimana nanti kedepannya, apakah aku akan terus seperti ini? 

Evi memberiku celana jeans padaku. Yang memang aku tak punya celana levis satupun. Semua celanaku dari bahan kain, itupun pemberian tante - tanteku saat aku masih sd dulu. Tante memberiku celana baru namun tidak dia sukai sehingga diberikan padaku, sepertinya begitu lah karena buat apa coba anak sd diberi celana yang ukurannya sebesar dia. Aku sangat berterima kasih, aku tak perlu membeli celana lagi untuk kerja. Dia pun bercerita bahwa itu juga pemberian mbak mbak yang kost sebelum aku datang. Dia keluar dari DSN jadi celanannya diberikan pada evi. Sekarang evi sudah kerja kantor jadi tidak butuh celana levis mungkin inilah alasannya namun tak ia sampaikan padaku. 

Aku tak punya masalah dengan siapapun, sebab aku ini sudah dinilai semua orang cewek jomblo polos yang sholatnya taat, tidak neko - neko, sederhana, apa adanya namun percaya diri. Malam minggu adalah malam nya para pasangan muda mudi buat happy. Yang punya pacar pada diapelin, sementara yang gak punya pacar cuman bisa nonton tv saja. Kulihat raut muka mega begitu bahagia, dia sering tersenyum sumringah yang bikin aku jadi penasaran. Ada apakah gerangan, dia merias mukanya lebih tebal sedikit dari biasanya. Lipstick yang biasanya warnanya pink kini tiba tiba ia ganti palet warna red velvet. Rambutnya pun minta dicatokkan oleh mbak sebelah kamar. Dia merias dirinya lebih cantik, gelang nya dia pakai, bau parfumnya wangi seger bikin aku pengen tau merknya. Semuanya menggodanya, 

" walah rek, yang mau diapelin,, cie cie. Sudah wangi" 

" na aku pamit ya mau pulkam ( pulang kampung)" ucapnya padaku seraya menepuk pundakku. 

" kenapa malam begini, gak papa ta meg? Besok pagi kan bisa" 

" ngapain nunggu besok, enakan malam gini gak panas, cowokku sudah didepan tuh kayaknya bunyi motornya" jawabnya

Kulihat seorang cowok pakai helm naik sepeda satria bercelana levis pendek berjaket tebal. Kami bisa melihatnya dengan hanya melihat kebalkon ke arah bawah. Segera mega turun, dalam hatiku timbul pertanyaan ini orang aneh ya malam malam pakai celana pendek, rumahnya kan lumayan jauh lamongan utara. 

Sementara evi juga sudah diajak cowoknya keluar malam mingguan, tinggal aku sendirian berteman tv. Sebelah sebelah kamarku pun sudah pada keluar semua kecuali mbak nur jomblowes sejati karena dia gemuk gak punya pacar. Kebetulan di kost kami ada 2 anak baru 

yang juga sebagian sama aku kerjanya cuma beda sift. Mereka bekas anak warung karaoke. Dari merekalah aku mulai mengenal para pria yang cupu, polos. Aku sih tak peduli dengan para tingkah kamar sebelah sebelahku sebab aku pun tidak terganggu, yang mana kamarku itu letaknya paling depan sendiri. Mau ada orang tabokan, ciuman, bertengkar itu gak akan ngaruh ke kamarku, kalau mereka sampai gak sungkan menempati teras depan kamarku, aku hanya tinggal menutup pintu, wes aman. 

Aku menonton tv hingga malam, sambil kututup pintu kamarku, karena anak baru itu membawa 3 teman cowok. Tak ada yang keren diantara mereka. Dan mereka sampai menggunakan teras depan kamarku yang kosong yang memang asli tempat yang enak buat ngerumpi. Sempat sih aku menyapa mereka, pas aku mau ambil wudhu buat sholat isya, lalu segera kututup lagi pintu kamarku. 

Hari minggu yang menyenangkan, janjiku untuk keluar jalan jalan dengan pita pun batal. Sebab pita pun tiba - tiba disuruh ibunya pulang ke kampung halamannya di pucuk lamongan. Aku kesepian, lalu aku punya ide untuk membuat bir pletok resep minuman yang pernah kudapatkan dari koran saat sma dulu dan masih kusimpan di catatan binderku. Karena namanya yang aneh ada kata bir nya, jadi dulu aku tertarik ingin membuatnya suatu hari nanti. Ingin tau rasa bir yang katanya haram itu, dalam pikiranku mungkin ini mirip, bedannya ini halal, karena dari bahan alami, kalau bir yang dijual di diskotik itu sudah pasti haram sebab memabukkan. Entahlah mungkin persepsiku kemiripan rasanya itu salah, sebab aku tak pernah mengincipi bir yang haram itu. Intinya aku hanya penasaran. Aku mencari bahannya di toko sayuran, namun ada beberapa yang tidak tersedia. Untungnya penjual itu memberi tahuku tempat mendapatkannya langsung dari orang yang menanamnya. 

" mau dibuat apa dik?" tanya pemilik itu

" ingin buat bir pletok bu, buat tante saya" jawabku singkat yang nyatanya dia tak mau kuberi uang atas tanaman yang diberikan padaku. Tak lupa kuucapkan terima kasih. 

Untuk membuat bir pletok khas jakarta, diperlukan jahe 250 gr, kemudian cengkeh, biji pala, lada, sereh dan kapulaga masing - masing 3 gram. Lalu kayu manis 30 gram, daun pandan 7 lembar, Daun jeruk 6 lembar, serta gula manis 1 kg. Semuanya akan membuat bir pletok 6 liter, jadi harus disiapkan air sebanyak 6 liter. Untuk warnanya yang merah sediakan daun secang secukupnya. Setelah bahan terkumpul langkah selanjutnya adalah menggeprek jahe, biji pala, lada, kapulaga, dan sereh, digeprek sampai pecah atau hancur. Masukkan ke panci yang berisikan air dan dipanaskan menggunakan api sedang.

Setelah itu masukkan daun pandan, daun jeruk, cengkeh, dan kayu manis. Masukkan sedikit demi sedikit gulanya sambil diaduk. Untuk terakhir masukkan kayu secang sebagai pewarna. Semakin banyak semakin pekat warna merah kecoklatannya. Masak hingga mendidih, sajikan selagi hangat. Kunikmati hasil liburanku kali ini. Aku membuatnya sebanyak 2 liter air jadi takarannya ku bagi 3 pada semua bahannya. Rasanya hangat di tenggokan dan dibadan. Seperti menambah stamina dan energi. Sehat alami, namun aku merasa tak akan bisa menghabiskan semuanya sendiri, anak anak kost yang lain juga pada pulang dan jalan keluar. Di tengah kesendirianku yang terasa sepi ku telpon ibuku tercinta, mendengarkan suara adik namun karena beda operator selular pulsaku habis. Aku bergegas membeli pulsa lagi, namun aku tertarik dengan susu kental manis diatas meja. Aku sering melihat mega mengoles roti tawar dengan susu kental manis putih itu. Kemarin pas aku di beri rasanya enak juga. Aku mau mencobanya ah, beli roti sama susu sekaligus pulsa.

Gini amat ya nasib jomblowati, jauh dari rumah gak ada keluarga, temanpun pada pulang semua, aku gak bisa pulang lah kemarin kan ibu habis dari sini, hemat ongkos dong, ngirit. Kesepian yang haqiqi, seandainya aku punya pacar, atau teman deket cowok enak ya bisa diajak jalan, seru seruan, dan yang pasti dia jadi tukang ojek kemana - mana gak usah repot nunggu angkot. Lebih irit lagi, tapi biarlah meski jomblo aku bahagia, punya uang sendiri mau apa aja bisa kalau uang banyak. Toh gak setiap hari kan kesepian kayak gini, palibg juga pas libur kerja saja yang itu artinya sebulan sekali atau 2 kali.

" em enak, makan susu sama roti aja udah enak ya, Alhamdulilah". Ucapku pada diri sendiri sembari berkaca. Ku pandang mukaku, aku tidak cantik, tapi aku tetap menarik. Ya aku juga memang masih umur 17 tahun mau apa coba. Enaknya habis dzuhur aku ke rumah dinasnya ayah nya pita, mau maen kesana mungkin saja pita udah balik dari lamongan. Kalau toh tidak ketemu dia, aku bisa ketemu ayahnya dan ngasih bir pletok itu.

Ku cari tempat yang bagua sebagai wadah minuman ini, namun aku tak menemukan botol disana. Aku malah bertemu teko plastik yang sepertinya seukuran 2 liter, cocok deh. Kalau pakai botol tempat air aqua besar yang kumiliki sepertinya jangan, sebab itu untuk aku ambil air dari pabrik. Aku memakai hijab warna pink, lalu mengunci kamarku, dan bergegas melewati tangga. Saat itulah aku bertemu trio madiun dan salah seorangnya menarik lenganku sambil berkata

" na dapat salam dari mas yuli" ucapnya keras sambil tertawa.

" yuli siapa?" tanyaku balik, sebab aku merasa tak punya kenalan yang namanya yuli.

" itu lho yang kemarin malam kesini" jawabnya singkat. Aku lalu bergegas pergi sebab merasa aku harus segera ke tempat pita. Takut kesorean sebab kalau lewat dari jam 3 sore angkot sudah tidak lewat lagi. Itu sudah jam operasional mereka. Alasnnya anak sekolah sudah pada pulang, sementara penumpang mereka kebanyakan anak sekolah di perumahan - perumahan.

Panasnya sinag hari di gresik kota yang kulalui bikin badanku cepat haus. Sepanjang jalan ku nikmati pesona kota gresik bagian bagian pinggir timur ini. Aku melewati rumah sakit dan perumahan semen gresik. Kota yang bersih dan teratur, sesuai slogannya gresik beriman. Aku jadi ingat pesan ayah untuk ziarah ke makam sunan giri yang katanya harus aku datangi meski cuman sekali. Supaya aku krasan di gresik mungkin, namun belum bisa aku datangi karena ya memang belum berniat kesana meski terbesin keinginan akan hal itu. Gresik kota industri yang katanya banyak pabrik disini, namun aku belum melihat gresik secara keseluruhan. Hanya bagian kecil diujung timur di karang kering, kebomas gresik aku pertama kali mencoba memeluk kota ini. Kota yang aku berharap akan bisa menjadi bagian kesuksesanku kedepan.

Tok, tok, tok aku berusaha mengetuk pintu besi di pinggir sekolah itu dengan pengetuknya. Tak bisa langsung ku buka sebab ini terkunci dari dalam. Aku berusaha memanggil pak towo, ayahnya pita yang sedang menyapu namun tak juga dengar. Mungkin suara ku dan ketukanku kurang keras. Kucoba menelpon pita, mungkin dia sudah di dalam. Namun ia tak menjawab, sudah berkali - kali. Hingga seorang perempuan yang biasanya tante lohan yang biasa main ke sini menegurku.

" hai na, gak ada yang bukain ya?" tanyanya sembari berjalan kearahku.

" iya ini ada pak towo tapi gak dengar, gimana ya te caranya panggil?" tanyaku balik. Dia lalu melempar batu ke arah pak towo namun sengaja tidak dikenainya, lalu berteriak memanggil nama pak towo keras. Yups, dia merespon, pak towo membukakan pintu untukku. Kuucapkan terima kasih pada tante lohan dan dia bergegas pergi.

Pak towo mempersilahkanku masuk, namun dia cerita bahwa pita pulang dengan kakaknya boncengan. Tapi ibu pita ada di rumah dinas itu dia tidak ikut pulang. Ku cium tangannya dan mulai berbincang dengannya. Pembicaraan kami ringan saja. Lalu setelah kurasa tak ada yang perlu dibicarakan aku pamit balik ke kost ku, sebab takut tak ada angkot.

Di jalur kembalinya, aku melihat Mc Donald, lalu gedung serba guna semen gresik, yang kulihat sedang ada prosesi pernikahan disana, mungkin sedang ada yang menyewanya, kantor PT. Semen Gresik yang tinggi menjulang, gagah dan modern itu. Ku baca tulisan "Mari pertahankan saham semen gresik 70%". Apakah ini maksudnya sebagian sudah dikuasai asing, entahlah aku tak paham. Melewati pt Barata yang besar letaknya di perempatan jalan. Kemudian memasuki perumahan - perumahan warga, akhirnya bertemu pt Iglass yang katanya evi dulu ia pernah kerja disini.

" kapten dulasim gang XI pak" ucapku keras pada pak sopir.

" siap mbak, silahkan turun pakai kaki kiri dulu ya" ucap sopir itu sembari menerima uang ku 2000 rupiah. Tarif yang sudah dipatok meski jaraknya jauh ataupun tujuan dekat tetap kena tarif 2000 rupiah.

Rebahan ria sesudah mandi sambil menikmati roti susu nonton tv nikmat sekali bukan, semilir angin sore ku biarkan masuk dengan leluasa, karena pintu kubuka lebar - lebar. Satu persatu teman - teman datang. Evi membawa beberapa tas dan baju atasan baru yang katanya habis belanja bareng sang pacar. Dia mencobanya di depanku dan didepan pacarnya. Meminta pendapatku untuk menilai pantas atau tidaknya, bereksperimen dengan perpaduan bawahannya dan model tasnya. Pacarnya sih selalu menilai bagus terus setiap dia minta pendapat. Dan aku hanya tinggal menyetujuinya. Berulang - ulang dia menanyakan terus kepantasannya pada pacarnya dan juga padaku.

" vi, kamu tu cantik dan manis banget. Pakai apa ja tetep cantik kog, sudah deh, jangan tanya lagi ya sudah pantas kamu. Kalau kamu gak mau kasihkan ke aku aja sini aku siap kog nerima yang kamu gak suka dari baju - baju itu" ucapku memotong pertanyaannya yang berulang. Kami bertiga tertawa cekikikan bersama. Kemarin pun juga seperti itu, si pacarnya sabar banget nunghuin dia dandan dari jam 7 sampe jam 8 ngapain aja coba, di tungguin di depanku gak ada malunya dia dandan didepan cowoknya. Mungkin karena sudah biasa kali, yang bagiku itu agak aneh. Dia enjoy aja membuat cowoknya jamuran nungguin dia dandan yang bagiku bisa cukup 10 menit aja. Alat macaknya aja setepak pensil plastik yang gede banget itu. Lipstick nya aja 4 warna, eye sadow, eye liner lengkap deh pokoknya. Yang bagiku ini orang ribet amat, tinggal fondation, bedak tabur, lipstick beres. Ya mungkin aku ini yang memang masih polos, ndeso seperti yang diucapkan ibunya pita. Namun bagiku santai saja, yang penting aku bahagia.

Selepas magrib, evi keluar lagi sama cowoknya. Ini anak emang hari - harinya cuma kerja, sepulangnya pacaran terus paling di kost cuman tempat singgah dan tempat tidur aja kalau ngantuk. Sementara mega masih belum kembali, aku mulai sendiri lagi. Namun sebelah kamarku mulai ramai, teman laki laki mereka yang ku anggap trio y main ke mereka. Tiba - tiba salah satu dari mereka mengetuk pintuku. Kulihat dia kurus hitam tapi hidungnya mancung banget. Jadi ngerasa kalau aku ini makhluk tuhan paling peseknya kebangetan didunia. Meski mancungnya setinggi paruh garuda, dia tidaklah keren, gak tipe aku banget, aku tidak tertarik. Namun apa salahnya bila saling kenal, toh teman banyak kan juga enak kalau butuh sesuatu ada yang bantuin. 

" assalamualaikum, aku boleh masuk?" tanya dia seorang diri.

" ada apa ya?" tanyaku balik sebab merasa aneh ngapain coba aku gak kenal dia kog dia main ke aku?.

" cuma mau main, gak papa kan. Aku bukan orang jahat kog." jawabnya

" ya diluar saja ya mas, aku aja yang kesitu. Gak enak kan kalau nanti mega datang" pintaku padanya dan akupun keluar.

Kami mulai bercakap - cakap. Mulailah dia minta kenalan padaku.

" aku nana, rumahku lamongan ngimbang" ucapku singkat. Seseorang temannya lagi datang pada kami yang berkaca mata, badannya agak berisi jadi terlihat agak pendek atau gak tinngi, namun maaf matanya yang sebelah ternyata sakitbisa terbuka tapi ada putihnya, mungkin kacamatanya menutupi atau melindungi nya dari debu. Kasihan dia, jika kita melihatnya dari jauh dia terlihat keren karena kulitnya pun putih. Dia tersenyum, lalu mengajakku berkenalan pula yang ternyata namanya yudi. Keduanya anak jombang tembelang. Ku tanyakan temannya yang satunya yang didalam kamar trio cewek mantan warung itu dan ternyata itu adalah ziem. Dia sudah pacarnya lina. Cewek manis yang paling tinggi diantara mereka. Sepanjang menuju malam itu mereka terus ngobrol denganku yang rasanya kami sudah kehabisan bahan omongan, tapi selama itu pula aku sering melihat atim lalu lalang menuju kami. Anak yang aneh, ada apa dengannya, kusuruh duduk dekatku namun tak mau. Kedua cowok itu pun hanya berdiri sementara aku diseberang duduk sendiri dikursi.

Setiap sore trio y yang selalu maen ke kost. Apalagi kalau bukan anterin temennya apel. Jadi sudah biasa lihat pemandangan seperti ini. Sementara aku semakin suka dengan susu kental manis. Mulai ku beli yang wadah kalengan, bahkan aku bisa makan jajanan kering pluntiran dengan susu. Aku sukaa susu, kesukaanku itu bahkan bisa diluar nalar, aku bisa makan gorengan bakwan, tempe goreng, ketela goreng dengan diolesi susu. Aneh bukan, tapi ini yang lagi aku suka. Manisnya seperti manisnya hidupku, apalagi senyumanku pasti manis sekali.

Selain berbau tak sedap dan asin sumber airnya, kamar mandinya pun ada lintah yang banyak banget, itupun ada disumurnya. Sungguh air disini level bahaya, yang aku herankan bagaimana bisa orang - orang disini tidak takut dan tidak jijik dengan lintah yang katanya bisa menghisap darah. Hewan kecil warna hitam itu buanyak sekali. Sehingga tiap mandi aku harus extra hati - hati wajib memeriksa diri takut bila ada yang menempel dikulit. Yah ini kost termurah yang memang dengan segala kekurangan nya, meskipun memang bagunannya modern dan nyaman. Toiletnya memang cuma satu, toilet sebelahnya khusus untuk pemilik kost. Jadi kita harus pintar - pintar nyari jam yang pas buat mandi. Biasanya aku yang pertama mandi, bila keduluan orang lain aku lebih baik ku tinggal beli lauk dahulu. Namanya hidup di kost beli makan antri, mau mandi pun antri.

Gadis olimpik itu tiba - tiba bicara pada ku dan evi kalau dia akan ada tamu. Tapi teman kerjanya, dia bilang dia cowok yang sudah jadian sama dia.

" lha kamu mendua meg?" tanyaku yang merasa dia tidak setia.

" ya gak masalah lah, yang penting cowok asliku tidak tau. Lagian dia kesini cuma hari minggu aja kan. Dan cowok baruku itu rumahnya deket sini, jadi dia bisa senin sampai jum'at ama aku. Sabtu dan minggu nya aku sama si dia. Adil kan!". Jawabnya tanpa merasa salah.

" kamu tega banget, kalau mereka tiba - tiba tau gimana?, kamu selingkuh, tidak baik sayang" statement ku padanya."Alasannya apa coba?" tantangku padanya. Dalam pekerjaannya dia bagian operator rakit, dia butuh bahan yang bagus supaya kerjanya tanpa kendala dan dapat target, apalagi dia masih baru, masih dalam masa kontrakan. Dia butuh untuk bisa lulus kontrak pkwt sebanyak 2 kali baru bisa jadi karyawan tetap bila dinyatakan lulus. Makanya, karena si cowok ini bagian helper yang bagikan bahan makanya dia butuh si cowok ini buat ngasih bahan yang bagus kedia.

" jadi kamu mau PHP in dia?" karena aku rasa dia tidak atas dasar cinta, namun atas dasar butuh yang terpaksa.

" memang aku butuh dia, dia juga ngejar - ngejar aku, apa salahnya aku merespon dia. Aku pun juga belum menikah" jawabnya yang menurutku merasa hanya memanfaatkan cowok ini, kasihan si cowok itu. Ya sudahlah itu urusannya, dia meminta kami semua merahasiakan kalau dia sudah punya pacar. Oke, aku mengiyakan saja.

Seseorang menelpon ponsel mega, itu pasti pacar barunya. Em aku lebih baik di dalam kamar saja. Namun evi yang kepo segera keluar melihat cowok itu yang benar ada di bawah. Mega malah memintanya naik ke atas. Kulihat dia biasa saja gak terlalu jelek dan gak terlalu tampan. Biasa saja, dan terlihat dia begitu perhatian pada mega. Bikin iri saja, jiwa kejombloanku ingin berontak. Dia ini bisa ya jadi play girl, padahal si mega ini secara terlihat biasa aja, segi fashion dan riasannya juga polos cuma dia tidak berhijab. Aku mulai berfikir ternyata benar juga, semua orang di kost ku ini tak ada yang memakai hijab kecuali hanya aku seorang. Di pabrik sih masih bisa dihitung jari para perempuan muslim yang tetap mau mempertahankan hijabnya meskipun tak dapat dipungkiri mereka juga tetap memakai pakaian seksi. Sehingga nilai hijab di pandang hanya sebatas menutup kepala saja. Bentuk lekuk tubuh tetap mereka pamerkan. Ya model pakaian yang dibuat press body, sehingga menarik perhatian para lelaki. Mungkin inilah kehidupan kerja, penampilan adalah prioritas utama. Menarik dimata manusia, menjadikan mereka percaya diri, disukai dan disegani orang lain. Bagi pria, kerja sama dengan cuci mata. Penghilang kepenatan ataupun kebosanan di rumah.

Meski aku dan pita dalam pekerjaan berpasangan, dan bersahabat. Nyatanya aku pun merasa aneh, aku merasa dalam bekerja pita terkadang sedikit lambat. Yang memang kusadari hanya perasaanku saja. Entahlah kenapa aku begitu sering labil emosi, merasa tak bisa mengendalikannya. Bahkan aku kadang menunjukkan sikap ku di depannya, uh bodohnya aku. Apalagi sekarang ada target yang mesti didapat. Untungnya meski tak dapat target tidaklah berimbas di gaji. Gajiku sistemnya harian, dapat ataupun tidak dapat kami tetap dibayar sehari 50.000. Yang menyebabkan kami tidak mendapat target adalah bahannya, bahan yang didapat dari helper. Disinilah permainan kepentingan dimulai, kepentingan bagi para pekerja untuk saling mendapat bahan yang istemewa atau setidaknya terhindar dari bahan jombrot ( jelek parah). Para wanita biasanya mendekati atasan kami. Bisa dipilih mendekati GL ( group leader), section leader ( SL), bagian forklif bahkan helper. Para wanita menarik perhatian mereka, mendekati mereka, bahkan menaburkan benih - benih cinta agar hubungan mereka tetap mendapat yang istimewa. Sepintar apapun kamu, secepat apapun kerjamu bila kamu bukan anak kesayangan ayah kamu tak akan menjadi mudah. Inilah kenyataan istilah anak kesayangan dan istilah ayah di pabrik. Anak kesayangan biasanya setengahnya adalah mau menjadi simpanan para atasan. Tentunya kriterianya harus cantik, manis, manja. Para atasan bisa sangat royal pada mereka. Tau sendiri lah gaji mereka pasti diatas umr belum lagi tiap hari lembur selalu long sift libur pun hanya sebulan sekali, sistem lembur berjalan yang tiap hari minggu masuk pasti 2 kali gaji hari biasa, tunjangan - tunjangan mulai dari jabatan, transportasi, premi dan lain - lain yang aku sendiri kurang paham. Bisa menjadikan mereka terjerumus buat jajan diluar rumah, karena mereka 12 jam hidupnya dihabiskan di pabrik yang paati membosankan pula bila tak memiliki selir. Pelepas bosan sekaligus penyemangat kerja tentu memiliki sensasi tersendiri. Para pemilik selir inilah yang di sebut dan dipanggil ayah oleh mereka sang selir. Bahkan untuk jadi selir pun mereka bisa saling sikut, memperebutkan ayah royal dan pelindung. Semua tergantung si ayah tinggal memilih siapa anak yang dipilihnya.

Para ayah itu umurnya tentu tidaklah muda lagi. Mereka pasti telah memiliki istri dan anak yang kebanyakan di rumah saja. Itulah sebabnya meski nanti aku telah berkeluarga aku ingin tetap bekerja. Anak bisa dititipkan ke orang tuaku. Jadi aku tetap bisa berpenghasilan dan tetap bisa menjaga penampilan. Sebab kebanyakan ibu rumah tangga mereka saat sudah fokus hanya di rumah saja mereka lupa untuk menjaga penampilan nya. Aku khawatir suamiku nanti seperti mereka, walaupun tak bisa dipungkiri lelaki hidungnya mudah banget belang. Sungguh tersiksa para istri mungkin batin para istri asli mereka, aku yakin mereka pasti sebenarnya merasakan. Tapi aku tak pernah melihat para istri yang marah - marah melabrak para selir itu. Hal yang mengherankan, padahal aku pun tahu terkadang selepas kerja mereka berdua boncengan berdua dan jalan bareng untuk makan. Bahkan ada yang tiap hari selalu minta antar jemput diayah. Busyet dah tua - tua keladi, makin tua makin menjadi.

Yang lebih mengherankan lagi, ada jenis ayah keladi yang bahkan anaknya pun bekerja selokasi dengan ayahnya, sang anak bahkan begitu dekat dengan sianak kesayangan dan teman - temannya, dia membiarkan saja ayahnya begitu dekat dengan selirnya. Anaknya ini laki - laki. Mungkinkah anak lelakinya itu tidak peduli dengan kesalahan ayahnya? Atau mungkinkan si anak ini justru mendukung tindakan ayahnya?. Allahua'lam, itu urusan rumah tangga mereka.

Tiba - tiba kami di rolling, pasangan kami mulai di rubah. Dalam breafing di jelaskan perubahan pasangan ini dilakukan agar target hasil produksi bisa tercapai. Apalagi jumlah buruh di bagianku juga bertambah menjadi 3 sub bagian, ada bagian sengon, meranti, dan kompuser. Para GL mulai panas oleh tekanan dari manager produksi. Bila meraka dapat shift 2 bisa di pastikan para leader itu lebih sering tiduran di office dari pada dilapangan. Dilapangan pun mereka biasanya hanya menunggu di sebelah nya anak kesayangan. Bahasa kerennya baby sugar, cielah para ayah itu bisa dibilang dadysugar. Yang nyatanya sebutan itu biasanya untuk mahasiswa yang semacam itulah.

Aku dan pita di pisah, pita dipasangkan pada seorang babysugar GL line p1. Aku berpisah dengannya dan perpisahan ini adalah yang kusedihkan. Inilah permulaan kami memiliki jarak yang makin lama makin tak terkendali. Dia tidak berpasangan denganku, padahal dia ini lumayan dekat dengan helper. Dia bahkan pernah cerita denganku dia sempat melakukan dosa dengan helper itu. Helper yang telah beristri dan memiliki 1 anak. Yang memang ku ketahui dari ceritanya kepada kami. Aku merasa helper itu kerjanya lebih ringan dari kami. Bagaimana tidak, dia hanya memindahkan barang baik itu masih berupa bahan ataupun hasil yang telah kami kerjakan. Sementara bisa diketahui helper itu begitu selesai meletakkan bahan, gak ngapa - ngapain. Palingan juga ngerumpi di anak repair sambil pura - pura bantuin repair. Setelah meja penuh baru mereka mengangkatnya. Santai sekali, dari pada dibagian belakang ( p1) yang kesemuanya para cowok, tenaga mereka lebih banyak dibutuhkan. Mereka membelah kayu dengan mesinnya, ada yang memasukkan kayu gelondongan besar yang tentunya banyak orang yang dibutuhkan. Tak jarang para helper ini malah diminta oleh emak - emak repair buat sebatas ambilin air dari kran air minum. Kengangguren banget kan, tapi mulailah dirubah sejak ada target hasil produksi, semua sdm mulai ada rolling, yang kerjanya cepat di gandengkan dengan kesayangan. Yang biasa aja sama yang biasa aja. Kenyataannya sekarang aku dipasangkan dengan anak biasa aja. Sementara pita sama anak kesayangan.

Saat berpasangan dengan pita aku begitu dekat dengan para helper itu, sementara saat bergandengan dengan ismiati para helper mulai terasa jauh dengan kami. Bahkan karena pita sudah berpasangan dengan anak kesayangan itu, para helper pun tak ada yang berani mendekatinya karena sungkan dengan dadysugar. Helper itu mulai mendekati gadis - gadis bening yang lain.

" kalau kamu lulusan baru, ngapain coba kamu kerja dipabrik kayu kayak gini. Melamar di mie sedap saja. Disana pabrik besar, gajinya besar gak pernah libur, umr lagi." ucap seorang emak - emak yang aku memanggilnya mbak endang.

" pabriknya dimana ya bu?" tanyaku sambil memeluk pita. Dia sedari tadi nyambangi aku, sambil nyemil ketela goreng.

" di manyar, coba saja eman lho mumpung masih muda" jawabnya.

" ada yang bisa masukin gak ya?" tanya pita. Kemudian mas rudi mulai cerita bila istrinya kerja di mie sedap. Lalu aku dan pita memohon setengah memaksa buat dibantu masukkan nitip lamaran ke pabrik tempat istrinya kerja. Dengan terpaksa rudi mengiyakan kami, terlihat dari raut mukanya. Aku dan pita pun inisiatif untuk menulis lamaran buat dititipkan. Yang ternyata tidak kami sadari bahwa itu cuma zonk setelah 2 minggu kemudian tak ada panggilan. Memang ada yang aneh, saat kami menanyakan tentang nama pt nya mas rudi enggan menjawabnya, kami diminta buat dikosongi saja. Meski awalnya dia memang menyarankan untuk di post kan, tapi karena dia tidak jelas nama pt nya akhirnya dia menerima lamaran kami yang katanya di titipkan ke istrinya karena dia selalu lupa mau tanya ke istrinya tentang nama pt itu.

" mas udah kamu kasihkan ke istri mu apa belum lamaran kami?" tanyaku setelah 2 minggu berlalu.

" biasanya kalau tidak ada panggilan dalam waktu 2 minggu ya berarti bukan rezeki kamu". Jawabnya pada kami yang bikin kami kecewa.

Mas rudi inilah helper yang konon pita pernah cerita bahwa dia pernah melakukan dosa dengannya. Sebagai teman, sahabat terdekatnya aku gak nyangka pita seberani itu. Aku sendiri bahkan yang merasa tau segala tingkah dan gerak gerik sahabatku merasa kecolongan. 

" sebenarnya ada apa sih antara kalian?" waktu itu aku melihat perubahan sikap antara mereka. Aku merasa sikap kami semua yang kurasa hanya sebatas teman, mulai dari babat alas repair yang cuma 6 orang hingga mulai berdatangan sub bagian yang lain menjadi di angka ratusan. Pita dan mas rudi sering tersenyum. Mas rudi pun pernah mepet ke tubuh pita dari belakang itulah yang langsung mendorongku bertanya padanya.

" gak ada apa apa nana sayang" jawabnya yang kubalas dengan tatapan mata menyelidik.

" gak percaya, cerita deh aku gak bakalan cerita orang lain. Kamu kan sudah ku anggap kakak ku sendiri. Aku gak mau kamu terjerumus beb" sambil memegang kedua tangannya.

Dia hanya tersenyum, memintaku segera tidur karena jam istirahat sudah berjalan 10 menit. Kami hanya tidur di bawah meja bahan ataupun di sela meja repair kami. Tapi aku lebih suka tidur telentang diatas bahan. Aku merasa gak enak tidur dibawah takuk kena debu orang lewat. Dan lagi tubuhku ini gak begitu berisi jadi aku tak akan pernah pamer body. Kami bisa tidur di dalam seperti ini hanya saat shift malam saja.

Di depan pabrik banyak yang jualan jajanan. Buah potong segar pun ada, cintaku pada susu kental manis memang semakin manis. Gak cuman gorengan yang dikasih susu, buah potong pun ku beri susu. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan. Badanku pun makin lama makin berisi. Namun sayang ada satu kenimatan yang tak dapat ku rasakan yaitu nikmat tidur, jika aku sedang shift malam ( shift 2) aku sepulang dari kerja lalu memasak nasi, mencuci pakaianku, lalu mandi, setelahnya aku makan. Sesudah itu aku berusaha memejamkan mata tak dapat kulakukan, meski kost telah sepi karena sudah pada kerja semua dan pada tidur yang shift 2. Aku berusaha menonton tv supaya bisa ngantuk, tapi tak kunjung bisa. Aku berusaha menutup mataku dengan selimut pun tak bisa. Miring kanan, miring kiri sampai suara adzan dhuhur berkumandang aku masih sulit memulai tidur. Memejamkan mata namun tak sampai tidur, duh gusti aku serasa pengen di nina bobokan ibuku. Memang aku sangat ngantuk, namun tak mampu tidur, menguap berkali - kali pun tetap tak bisa tidur padahal jam 15.00 sudah mulai rame kostnya, paling aku cuma bisa tidur sejam an saja, sekitar pukul 1 sampai pukul 2, inilah tidak enaknya kerja sistem shif yang notabene tubuh kita dituntut menyesuaikan kondisi nya dengan keadaan kita. Tak sehat tentu, namun apalah daya tak ada pilihan lain.

Bagiku bekerja telah kuanggap sebagai rutinitas sekolah, jadi tak pernah aku merasa capek ataupun bosan apalagi tertekan. Aku selalu dalam kondisi bahagia selalu. Sampai saat inipun aku masih menyimpan niat ku hanya bekerja di pabrik setahun ini saja, tahun depan aku harus kuliah. Mengenai niat kuliahku, pita bahkan pernah bertaruh bahwa aku akan segera melupakan niat kuliahku itu, alasannya aku telah mengenal gaji besar dan lagi sudah capek bekerja tentu aku tidak sefresh saat baru lulus dulu. Tak mungkin aku sempat belajar seperti yang aku sampaikan ke pita bahwa aku akan tetap belajar meski telah bekerja.

Lihat selengkapnya