Sebelumnya Raina mengira bahwa masa-masa terakhirnya di SMA hanya akan diisi oleh ujian, belajar, menjauhi Kavi dan Lisa, tentunya ditambah dengan usaha mencari pekerjaan lebih awal. Ia tak pernah berharap atau membayangkan akan ada sosok seperti Yiran yang begitu ia sukai, datang mengubah kesehariannya yang menjenuhkan menjadi penuh warna.
Ujian tengah semester dilewati dengan cukup baik, Yiran berhasil membuat Raina lebih memahami rumus-rumus matematika yang sebelumnya selalu susah dia mengerti. Dan ternyata Raina juga bukan guru yang seburuk dirinya sangka, ia juga berhasil membuat Yiran lebih baik dalam berbagai mata pelajaran bahasa. Hasil ujian tengah semester mereka terbilang cukup memuaskan dan melebihi ekspektasi. Yiran juga berhasil menjadi peringkat satu di mata pelajaran Fisika dan Kimia.
Tak sampai disitu, Yiran juga terus mendorong Raina untuk ikut ujian masuk universitas negeri, meskipun Raina tak yakin bisa lolos seleksi, Yiran tetap membantunya mendaftar, menemaninya seleksi dan memotivasinya menuju ke kampus yang sama. Raina yang sebelumnya merasa kesempatan untuk kuliah hanyalah mimpi, mendadak merasa semuanya bisa digapai karena sekarang ada di depan mata.
Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat. Dalam sekejap tantangan untuk bisa kuliah menjadi lebih mudah dengan ada Yiran. Ia selalu membimbing dan mengarahkan Raina dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan masalah akademisnya. Baru satu bulan berlalu sejak Yiran menyatakan perasaannya, dan baru dua bulan sejak ia mengenal Yiran, tapi Raina merasa dirinya sudah mulai bergantung dengan sosok cowok yang semakin hari semakin ia sukai itu. Ternyata bergantung dengan seseorang adalah hal yang cukup menyenangkan.
Setiap pagi Yiran menjemputnya di depan gang, Raina juga mulai terbiasa makan siang di samping Yiran. Bahkan Tami, Duna dan Bagus juga ikut bergabung dengan mereka setiap jam istirahat. Semuanya saling mengobrol seru, membahas tentang ujian dan berbagai hal acak lainnya. Semuanya, kecuali Yiran yang selalu sibuk dengan game di ponselnya. Meski begitu kehadiran Yiran di sampingnya saja sudah membuat Raina seperti sedang berada di atas awan. Bagai mimpi menjadi kenyataan.
Raina dan Yiran kini tidak perlu menyewa coworking space untuk belajar bersama, karena seisi sekolah bahkan Wakasek sendiri sudah tahu mereka ada hubungan. Lisa dan teman-temannya juga sudah tak pernah berkutik, cewek-cewek lain yang iri dengan Raina juga tak berani macam-macam karena Yiran hampir selalu mepet Raina di sekolah. Sekarang mereka belajar di kelas Raina setiap pulang sekolah dengan leluasa.
Terakhir dan yang paling penting, Yiran selalu mengantarnya pulang sampai ke depan gang rumahnya. Meskipun setiap hari sebenarnya Raina was-was takut Yiran bertemu dengan rentenir yang beberapa kali datang lagi ke rumahnya. Tapi seperti angin segar yang menghembus dalam hidupnya. Semua berjalan begitu lancar, hari-hari mereka dia akhir SMA yang sibuk, berjalan begitu natural dan manis.
Bagus, Duna dan Tami juga beberapa kali ikut belajar bersama dengan Raina dan Yiran, sebelum akhirnya mereka fokus dengan les tambahan sepulang sekolah karena ujian akhir sudah semakin dekat. Pada akhirnya tiba juga momen dimana Yiran harus fokus les tambahan, les yang sama sekali Raina tak mampu melakukannya. Mereka pun mulai tidak bisa pulang bersama, waktu untuk bertemu dan mengobrol pun semakin sedikit.