ASLOVEGOESBY

Arisyifa Siregar
Chapter #45

45. Selangkah demi selangkah

5 Bulan kemudian...


“Lu ngapain malah jongkok di luar begitu?” tanya Duna ke Raina yang melakukan video call dengannya. Sahabatnya itu pakaiannya sudah rapi, dandannya sudah cantik, tapi sejak tadi ia masih di luar Gedung Auditorium dan sekarang malah video call sambil berjongkok padahal acara wisuda sudah dimulai.

“Gue nunggu di luar aja pas Yiran sama Tami selesai baru gue sambut di luar,” jawab Raina sambil memain-mainkan rumput yang ada di depan sepatunya.

Duna menghentikan mobilnya tepat saat lampu merah menyala. “Emang lu gak dapet undangannya?”

“Dapet,” sahut Raina masih berjongkok memandangi rumput. “Tapi kan cuma dua undangannya.”

“Lah terus?” wajah Duna mengkerut bingung sambil kembali menginjak pedal gas, “Yang satunya mamanya Yiran, satunya lagi siapa?” Duna menebak-nebak.

Raina tersenyum, ia menggeser tubuhnya untuk duduk di bangku dibawah pohon yang ada di sebelahnya sejak tadi. “Jadi minggu lalu, gue ke rumah Yiran..”

Duna menyimak, Raina menerangkan bagaimana minggu lalu tanpa sepengetahuan Yiran ia datang menemui Tante Lidia di rumahnya. Memberanikan diri untuk melakukan hal yang tampaknya harus ia lakukan, Raina sengaja memilih waktu dimana Yiran sedang balik ke pabrik di Bandung untuk membantu Gita menyelesaikan rekonsiliasi.

“Raina?” seru Lidia saat membukakan pintu, “Tapi Yirannya gak ada,” ucapnya buru-buru takut Raina mencari Yiran.

“Halo, Tante! Nggak kok Tante aku mau ketemu Tante,” Raina menyerahkan sebuah tas belanja berisi kue. 

“Oh!” seru Lidia heboh. “Ayok ayok masuk!” Merangkul Raina dan menuntunnya masuk ke dalam rumah. “Silahkan duduk, Tante buat minum dulu, ya!” ucapnya penuh semangat langsung menghilang dibalik pintu.

Menunggu Mama Yiran menyiapkan minuman untuknya, Raina memberanikan diri untuk bangun dari sofa dan berjalan mengelilingi ruang tamu. Setiap kali datang ke sini dia tidak pernah bisa berlama-lama karena Yiran selalu langsung mengajaknya pergi lagi. Kali ini karena datang sendiri dia ingin membuat dirinya lebih leluasa, mendekati foto-foto yang terpajang di atas bufet, bibirnya langsung melengkungkan senyum saat melihat foto Yiran waktu kecil. Cowok yang sudah kelihatan bertubuh lebih tinggi dari anak seusianya itu merengut dan melirik dingin ke arah kamera saat difoto. Topi mickey mouse dan cardigan biru laut yang dipakai membuatnya terlihat sangat tampan meskipun tanpa senyuman.

“Lucu ya?” seru Lidia datang dengan membawa segelas teh dan sepiring kue bolu yang tadi Raina bawakan untuknya.

Raina buru-buru kembali ke sofa dan membantu Lidia meletakkan nampannya di atas meja.

“Dari kecil emang susah bergaul anaknya, susah punya temen soalnya ketus.” Beber Lidia, menyesap duluan teh yang ia buat.

Lihat selengkapnya