Pandangan Yiran menyisiri kerumunan keluarga dan kerabat para wisudawan yang berkumpul di depan gedung. Ia terburu-buru karena sudah gilirannya untuk foto wisuda, tapi Raina masih belum menjawab teleponnya. Dengan gusar ia menyapukan sekali lagi pandangannya, memastikan tak ada tempat yang terlewat. Akhirnya menghela nafas, Raina terlihat berdiri di bawah pohon dan sedang berpelukan dengan Tami. Yiran pun buru-buru menuruni tangga dan berlari membelah kerumunan, tanpa memanggil ia langsung meraih tangan Raina. “Ayo!” tariknya..
Raina melotot kaget, tubuhnya diseret meninggalkan Tami. “Nanti ngobrol lagi!” seru Raina.
Tami mengangguk-angguk dan menyunggingkan senyum. Sedikit iri dengan kemesraan Yiran dan Raina, di tengah keadaannya yang sedang tak baik dengan Kavi. Namun benar-benar hanya sedikit, karena bagaimana pun Raina dan Yiran sudah melewati begitu banyak tantangan dalam hubungan mereka, dan ia turut bahagia melihat keadaan mereka saat ini.
Sesampainya di area foto Raina membelalak, orang tua Yiran sudah siap menunggu di depan backdrop dan melihat ke arah mereka. Raina buru-buru melepas genggaman tangan Yiran dan melangkah mundur.
“Ayo!” tengok Yiran, kembali menarik tangan Raina.
“Nggak usah, nggak usah!” tolak Raina terus-terusan berusaha melepas tangan Yiran. Tatapan dari orang tua Yiran membuatnya gugup setengah mati.
“Gak apa-apa Raina!” seru Lidia, “Sini, ayok!” panggilnya.
Mengerjap canggung, Raina tak punya pilihan lain selain menyambangi kedua orang tua Yiran dan menyalaminya. Ekspresi wajah Alex, Papa Yiran benar-benar datar. Ia hanya terdiam saat Yiran menempatkan Raina disampingnya sementara Yiran di sebelah Mamanya. Selama beberapa menit tak ada ucapan yang terlontar sama sekali dari mulut mereka, keempatnya fokus pada foto wisuda Yiran.
Dan disaat pengambilan foto sudah selesai, Raina mengkeret gugup di belakang lengan Yiran, menghindari kontak mata langsung dengan kedua orang tua Yiran tapi tetap berusaha sopan dengan tidak terlalu menunduk atau membuang pandangan ke arah lain.
“Kamu nggak mau kenalin?” tanya Alex ke Yiran yang langsung menggeser tubuhnya ke samping dan menarik Raina keluar dari persembunyiannya.
“Kenalin pacar aku, Raina.” Ucap Yiran santai.
Berbanding terbalik dengan Raina yang wajahnya tegang sampai giginya hampir bergemeretak panik. “Raina, Om.” Ia menjabat tangan Alex.