Assalamualaikum, Ustadz

Adella Kusuma
Chapter #7

Assalamualaikum, Ustadz 06

Aku meraih tas punggung berwarna abu di atas kasur. Semua perlengkapan kuliah sudah aku masukkan ke dalam tas sejak tadi malam. Aku kemudian beralih menuju meja rias. Melihat penampilan dari pantulan cermin serta mengambil ponsel di atas meja rias.

"Bismillah, semangat hari ini!" kataku menyemangati diri sendiri. Senyum di wajah ini tak lupa kuukir.

Sebelum pergi ke luar, aku lebih dulu memainkan ponsel.

Alishaba :

Assalamualaikum, Nek. Shasa mau berangkat kuliah dulu, Nek, doakan lancar ya, Nek. Shasa pamit, assalamualaikum.

Kumasukkan benda tipis ini ke dalam tas. Setelah merasa tak ada yang tertinggal serta penampilan yang sudah rapi, aku segera keluar dari kamar.

Langkah kaki ini membawa aku menuju dapur. Bukan untuk sarapan, melainkan untuk berpamitan dengan Ayah dan Ibu. Walaupun hanya kepada ibu tiri, aku tetap berusaha untuk berbakti kepadanya. Bagiku setiap ibu itu sama, harus selalu dihormati. Entah itu bersikap baik atau tidak terhadap aku.

"Ayah, Ibu, Shasa pamit berangkat dulu, ya," kataku sesampainya didekat Ayah serta Ibu. Kutatap keduanya secara bergantian.

"Kamu tak sarapan dulu?" tanya Ayah yang kemudian aku beri gelengan kepala.

"Ini hari Senin, jadi Shasa hari ini puasa." Ayah menganggukkan kepala. Kulihat laki-laki paruh baya itu kemudian mengambil tisu dan mengelap bibirnya.

"Kalo gitu Ayah antar, ya?" tawar Ayah padaku.

Mendengar itu aku berpikir terlebih dahulu. Aku melirik ke arah Ibu yang tengah menatapku tajam. Ibu seolah mengisyaratkan jika Ibu melarang aku untuk pergi bersama Ayah.

Aku kembali menatap Ayah, sambil mengukir senyum aku berkata, "Shasa naik angkutan umum aja, Yah." Aku berusaha menolak, aku tak mau Ibu akan memarahi nanti hanya karena hal sepele.

Ayah tidak menyerah, beliau memaksaku. Tetapi aku tetap pada pendirian.

"Gimana kalau diantar Marco," ucap Ayah ketika melihat ke arah pintu dapur.

"Nggak bisa, Yah. Marco udah ada janji mau jemput temen," sela Kak Marco.

"Shasa berangkat sendiri tidak apa, kok, Ayah." Seperti biasa aku selalu berkata dengan lembut pada siapapun.

Lihat selengkapnya