Assassins Journey : Blade Of Vengeance

Rivandra Arcana
Chapter #25

Sang Elang Menampakkan Diri #25

Setelah malam jatuh di kota Velmora, Rovan duduk di sudut ruangan penginapan dengan wajah yang penuh kemarahan. Pikirannya dipenuhi oleh wajah Dariel, sahabat muda mereka yang mungkin sekarang ditangkap atau lebih buruk lagi, terbunuh.

Rovan memandang meja kecil di hadapannya, di mana palu besar yang ia gunakan dalam banyak pertempuran tergeletak dengan kokoh. Di sebelahnya, kapak perang kecil yang sering ia bawa untuk jarak dekat bersandar di tepi meja. Kedua senjata itu seperti berbicara padanya, memanggilnya untuk bertindak. Dia tidak bisa tinggal diam sementara Dariel mungkin masih hidup di luar sana.

Rovan berdiri dengan gerakan tegas, mengenakan pelindung kulitnya yang berat. Ia mengambil palu dan kapaknya, menggantungkan keduanya di sabuknya. Setelah itu, ia mulai mengisi kantungnya dengan perlengkapan yang diperlukan seperti makanan, botol air, beberapa ramuan obat yang ia miliki, dan kain untuk membalut luka jika diperlukan. Tidak ada waktu untuk ragu.

Ketika ia selesai mempersiapkan segalanya, Lyria tiba-tiba membuka pintu dan menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Rovan, apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan suara pelan, tapi jelas memuat nada cemas.

"Apa yang terlihat seperti yang sedang kulakukan?" balas Rovan dingin, tanpa menoleh. "Aku akan mencari Dariel."

Lyria mendekat, menempatkan dirinya di antara Rovan dan pintu. "Sendirian? Itu gila! Kau tahu seberapa banyak pasukan Thalvinar di luar sana? Jika Dariel memang ditangkap, kau tidak akan bisa menghadapi mereka sendiri!"

"Dia mungkin tidak ditangkap!" bentak Rovan, matanya menyala penuh emosi. "Dariel mungkin masih hidup, terluka, dan membutuhkan bantuan. Dan aku tidak akan duduk diam sementara anak itu berjuang sendirian!"

"Tapi kau tidak bisa melakukannya seperti ini!" Lyria membalas dengan nada yang hampir menangis. "Kita semua peduli pada Dariel, tapi ini bukan jalan yang benar, Rovan. Kau butuh bantuan. Kita harus merencanakan sesuatu bersama!"

Rovan menggeleng keras. "Bantuan dari siapa? Dari Kaelen? Dia bahkan meninggalkan Dariel begitu saja tanpa berpikir dua kali!" Rovan menggeram, emosinya meledak. "Aku tidak bisa mempercayai dia. Aku bahkan tidak ingin melihat wajahnya sekarang!"

"Kaelen tidak punya pilihan," Lyria mencoba menjelaskan, meskipun ia tahu itu tidak akan mudah diterima oleh Rovan. "Dariel sendiri yang membuat keputusan itu. Kau tahu betapa keras kepalanya Dariel."

"Dan aku tahu betapa pentingnya dia bagi kita semua!" seru Rovan, nadanya penuh kesakitan. "Aku akan menemukannya, tanpa bantuan kalian."

Lyria menatap Rovan dengan tatapan sedih, mengetahui bahwa tidak ada kata-kata yang bisa menghentikannya. Akhirnya, ia melangkah ke samping, memberikan jalan. "Kalau begitu, hati-hatilah. Tapi... jangan buat keputusan yang kau sesali nanti, Rovan."

Lihat selengkapnya