Assassins Journey : Blade Of Vengeance

Rivandra Arcana
Chapter #49

Assassin Dan Viking #49

"Apa-apaan ini?" gumam Hrothgar dengan suara tegang.

"Distorsi sihir," jawab Dariel cepat. "Karena terlalu banyak mana yang dilepaskan dalam peperangan ini, ruang di sekitar kastil mulai runtuh."

Hrothgar menatapnya dengan ekspresi penuh tanya. "Dan kenapa kau terlihat seperti orang yang dikejar maut?"

Dariel mengepalkan tangannya. "Karena aku tahu siapa yang akan memanfaatkan hal ini. Raja Thalvinar, Tharvion Dreylorn."

Mata Hrothgar menyipit. Nama itu bukan sekadar nama. Itu adalah bayangan kematian yang mengintai seluruh dunia. "Tharvion?"

Dariel mengangguk. "Jika distorsi ini semakin besar, ia akan menggunakan Sacred Artifact untuk menghisap energi dari distorsi sihir itu."

"Sacred Artifact?" Hrothgar mengernyit.

"Ya," jawab Dariel cepat. "Itu adalah peninggalan kuno yang memungkinkan pemiliknya menyerap energi sihir dalam jumlah besar. Biasanya, hanya bisa digunakan dengan batas tertentu, tapi distorsi ini…" Ia menunjuk ke langit. "…ini seperti sumur tanpa dasar. Jika Tharvion menyerapnya, dia akan memiliki kekuatan yang melampaui segalanya."

Hrothgar menghela napas panjang. "Jadi, kau ingin menghentikannya?"

"Tidak hanya ingin. Aku harus," tegas Dariel.

Hrothgar terdiam sejenak, lalu menepuk bahu Dariel dengan keras. "Baiklah, bocah. Ayo kita masuk ke dalam kastil dan cari si Tharvion itu sebelum semuanya terlambat."

Langkah kaki mereka menggema di sepanjang koridor batu yang dingin. Aroma darah dan asap masih pekat di udara.

Dariel bergerak cepat, melintasi tangga-tangga menuju ruang utama. Jika Tharvion ada di dalam kastil, maka kemungkinan besar ia berada di ruangan tertinggi, tempat terbaik untuk menyerap distorsi sihir.

Hrothgar berjalan di belakangnya dengan kapak siap di tangan.

"Kau tahu, aku tidak terlalu suka sihir," gumamnya. "Semakin aku mendengar penjelasanmu, semakin aku benci semua ini."

Dariel tersenyum miring. "Percayalah, aku juga tidak suka sihir, tapi ini bukan tentang suka atau tidak. Ini tentang mencegah kehancuran."

Hrothgar tertawa kecil. "Kedengarannya seperti beban berat untuk bocah sepertimu."

Ketika mereka mencapai lantai tertinggi kastil, suara nyanyian sihir mulai terdengar.

Dariel mempercepat langkahnya. "Sial, kita terlambat!"

Mereka mendobrak pintu besar, dan pemandangan di dalamnya membuat darah Dariel membeku.

Di tengah ruangan, Raja Tharvion Dreylorn berdiri di atas lingkaran sihir raksasa. Jubah hitamnya berkibar karena energi yang berputar di sekelilingnya.

Di tangannya, sebuah artefak berbentuk kristal besar melayang, memancarkan cahaya ungu yang sama dengan retakan di langit.

Di sekitar ruangan, para penyihir kerajaan berdiri dalam formasi, melantunkan mantra yang semakin memperkuat ritual.

Dan yang paling mengerikan, distorsi sihir di langit kini memiliki pusaran yang mengarah langsung ke kristal itu. Energi sihir sedang diserap ke dalamnya.

Tharvion menoleh, matanya menyipit saat melihat Dariel dan Hrothgar.

"Ah… akhirnya kau sampai juga," katanya dengan suara dalam yang penuh kepuasan. "Tapi sudah terlambat, bocah."

Hrothgar mengangkat kapaknya. "Sialan, aku sudah muak dengan omong kosong sihir! Kita habisi dia sekarang juga!"

Dariel menghunus belatinya. "Kita tidak punya pilihan lain."

Namun, sebelum mereka bisa bergerak, Tharvion hanya mengangkat satu jari. "Hentikan mereka."

Sekejap, para penyihir kerajaan bergerak.

Serangan sihir mulai menghujani mereka.

Hrothgar mengayunkan kapaknya dengan kekuatan penuh, membelah seorang penyihir yang mencoba mendekatinya.

Dariel bergerak cepat, menghindari rentetan serangan dan melesat ke arah Tharvion.

Lihat selengkapnya