Astoria dan Mikhail

Vya Kim
Chapter #1

Chapter #1

DOR!!

Suara tembakan memecah udara, menggema di tengah-tengah kerumunan mahasiswa yang berteriak. Seketika, segalanya terasa melambat.

Di depan Astoria, seorang mahasiswa laki-laki terhuyung, tangannya berusaha meraih udara seolah-olah mencoba menangkap sisa hidupnya yang terlepas. Matanya terbelalak, penuh dengan keterkejutan dan ketakutan.

Dia jatuh dengan keras ke aspal, darah mulai mengalir dari luka di dadanya, menciptakan genangan merah yang merembes ke kemeja rapinya.

Astoria terdiam, mulutnya terbuka tanpa suara. Hatinya mencelos melihat sahabatnya, Jerry, tergeletak tak berdaya. Dia adalah rekan seperjuangan di universitasnya, salah satu orang yang paling bersemangat dalam demonstrasi ini.

Jerry, yang selalu penuh dengan semangat dan kata-kata penyemangat, kini terbaring diam di tengah kekacauan. Mata Astoria menyapu kerumunan, melihat wajah-wajah panik dan ketakutan di sekitarnya. Beberapa mahasiswa berusaha berlari, yang lain tetap berdiri, terkejut dan bingung.

Di seberang jalan, barisan petugas keamanan dengan seragam hitam mereka berdiri tegak, senjata masih terangkat, mata mereka dingin dan tanpa ekspresi.

Astoria terus mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang terjadi begitu cepat sebelum semuanya kacau, ia menyesal telah memimpin demonstrasi ini.

Beberapa jam lalu, Starlight Perfoming Art School menjadi medan pertempuran. Para calon seniman dan mahasiswa lainnya berkumpul di depan gedung utama sekolah. membawa spanduk dan poster yang menyerukan keadilan dan transparansi.

Pengumuman dari MJ Corporate tentang pemutusan beasiswa sekolah ini telah memicu kemarahan dan kekecewaan. Bagi banyak dari mereka, termasuk Astoria, beasiswa ini adalah satu-satunya jalan untuk mewujudkan mimpi mereka di bidang seni.

Astoria berdiri di atas podium darurat yang terbuat dari peti kayu, mikrofon di tangannya. "Kita tidak akan mundur!" suaranya menggema di seluruh halaman sekolah. "Kita berhak atas kejelasan! Kita berhak atas kesempatan untuk meraih impian kita!”

Namun, suasana segera berubah tegang ketika sekelompok petugas keamanan mendekati kerumunan. Mereka diperintahkan untuk menjaga ketertiban, tetapi mata mereka menunjukkan ketidaksabaran.

Dari belakang barisan petugas, seorang pria muda dengan wajah tegas dan tatapan tajam mengawasi situasi. Nathaniel Bloom, saudara dari Mikhail Jamison Bloom, tampak tidak sabar dengan keributan ini.

Dia adalah eksekutif muda di MJ Corporate, dikenal karena pendekatannya yang keras dan tanpa kompromi. Ketika para mahasiswa mendekat, meneriakkan tuntutan mereka, Nathaniel melangkah maju. "Bubarkan demonstrasi ini sekarang juga!" teriaknya dengan suara yang penuh otoritas.

Tapi para mahasiswa tidak bergerak. Mereka tetap teguh, percaya bahwa perjuangan mereka adalah untuk masa depan yang lebih baik. Nathaniel menggeram, wajahnya memerah karena marah. "Berikan pelajaran pada mereka," bisiknya pada salah satu petugas keamanan di sebelahnya.

Petugas itu segera mengangkat senjatanya, menembakkan peluru ke udara sebagai peringatan. Namun, dalam kekacauan, satu tembakan lepas, mengenai Jerry yang berdiri di barisan depan. Astoria melihat semuanya, dari ekspresi terkejut Jerry hingga saat dia jatuh.

Lihat selengkapnya