Pernikahan itu digelar di sebuah mansion megah, kediaman keluarga Bloom yang terletak di puncak bukit dengan pemandangan yang menakjubkan. Dinding mansion yang menjulang tinggi dihiasi dengan ukiran indah dan bunga-bunga segar, menciptakan suasana yang megah dan elegan.
Tamu-tamu yang hadir, dari berbagai kalangan bangsawan dan pebisnis ternama, berdiri dalam kelompok-kelompok kecil, berbicara dengan penuh antusias sambil menikmati anggur terbaik yang disajikan.
Di ruang rias yang luas dan mewah, Astoria berdiri di depan cermin besar dengan bingkai emas. Gaun pengantinnya yang berwarna putih gading, terbuat dari sutra dan renda, membalut tubuhnya dengan sempurna.
Gaun itu menjuntai indah, dilengkapi dengan detail manik-manik yang berkilauan setiap kali ia bergerak. Rambutnya yang panjang diatur dengan rapi, dihiasi dengan tiara kecil yang memancarkan kemilau.
Namun, kecantikan luar biasa yang dipancarkan oleh Astoria tidak sejalan dengan perasaannya di dalam. Ia menatap bayangannya di cermin, melihat seorang wanita yang begitu berbeda dari dirinya yang sebenarnya.
Senyum yang terlukis di wajahnya tampak dipaksakan, dan matanya yang biasanya ceria kini redup, dipenuhi oleh kegelisahan dan kesedihan.
Dari luar ruangan, suara gunjingan mulai terdengar semakin jelas. Beberapa tamu berbicara dengan nada yang pelan namun cukup keras untuk sampai ke telinga Astoria.
"Seharusnya rakyat biasa tidak pantas menikah dengan bangsawan seperti Duke M.J Bloom," kata seorang wanita dengan nada sinis.
"Iya, sungguh aneh. Apa yang dipikirkan oleh keluarga Bloom?" timpal yang lain dengan nada setuju.
Astoria menggenggam erat ujung gaunnya, mencoba menahan perasaannya yang semakin berkecamuk. Setiap kata yang diucapkan oleh para tamu itu bagaikan duri yang menusuk hatinya.
Meskipun ia telah berusaha sekuat tenaga untuk menerima perjodohan ini, kenyataan bahwa ia dianggap tidak pantas membuatnya merasa semakin terasing dan tak berdaya.
Sementara itu, di luar, persiapan pernikahan terus berlangsung dengan lancar. Para tamu mulai duduk di kursi yang telah disusun rapi di taman, dengan bunga-bunga bermekaran di sekitar mereka.
Pemandangan yang menakjubkan dan cuaca yang cerah seolah tidak mempengaruhi suasana hati Astoria yang gelap.