Pagi kembali datang, melihatkan indahnya mentari pagi yang menghangatkan. Seperti biasa Keesha melakukan kewajibannya untuk sekolah. Di sekolah semua terjadi seperti biasa, tidak ada yang berubah maupun yang spesial. Martabak kali ya yang spesial.
Keesha lagi bosen pulang ke rumah, pengen nyari suasana yang beda aja. Keesha mampir ke sebuah cafe di dekat sekolahnya. Banyak siswa-siswi yang nongkrong di sana. Keesha duduk sendiri, Ara? Keesha dan Ara jarang ketemu akhir-akhir ini karena kesibukannya masing-masing. Sebenarnya Keesha hanya sibuk rebahan aja sih. Sedangkan Ara, Keesha tak tahu kesibukannya apa.
Keesha duduk sendiri di bangku depan, dekat pintu masuk. Ada seorang cowok yang lewat, kayak kenal tapi siapa. Bodo amat lah Keesha menikmati kopi yang telah dipesannya. Dari dulu sampai sekarang hanya kopi lah minuman favoritnya.
Iya hanya kopi yang dipesan, Keesha memang orang yang hemat dan tak ingin menghabiskan uangnya hanya untuk makan. Makan hanya bisa membuatnya semakin gemuk itu kata
orang-orang. Keesha itu bisa dibilang gemuk sih, walaupun tak sering makan. Entahlah disaat orang-orang diluar sana makan banyak tapi gak gemuk-gemuk, eh Keesha yang gak makan banyak malah bikin gemuk. Apa Keesha makan banyak aja ya biar ga gemuk, yang ada malah melebar sih. Gemuknya sih masih batas wajar, tapi banyak cewek-cewek yang body goals yang membuatnya sedikit insecure.
Di cafe itu Keesha hanya duduk sendiri, membaca buku yang ia bawa sembari menikmati kopi yang ia pesan. Ternyata tanpa disadari Keesha sudah lama berada di cafe itu, dan senja mulai menampakkan diri. Keesha beranjak dari tempat duduknya dan ke kasir untuk membayar pesanannya.
Memang disengaja pagi tadi, ia berangkat naik motor sendiri. Soalnya orang tuanya sedang pergi ke luar kota. Alhasil dia dirumah sendiri dan semakin bosan. Keesha bawa motor sendiri agar mudah kalau mau jalan daripada bosen di rumah. Sebenarnya orang tua Keesha tidak mengizinkan Keesha untuk keluar rumah jika tidak ada kepentingan. Keesha juga lebih nyaman dirumah aja tapi kali ini ia ingin keluar jalan-jalan.
Keesha melajukan motornya, menyusuri jalan raya yang mulai sepi karena menjelang malam. Keesha berhenti di sebuah taman di dekat rumahnya. Bulan dan bintang sudah menapakkan dirinya meskipun masih ada senja yang belum pergi. Keesha ingin menatap bintang di tempat yang berbeda. Tapi sama saja bintang tak pernah berubah, selalu bersinar di langit malam.
Keesha duduk sendiri di bangku taman sambil mendongak menatap bintang. Tiba-tiba ada tepukan di bahu Keesha. Keesha tak ingin menoleh, ia selalu berusaha berfikir positif. Tapi nanti kalau aku di culik gimana, di mutilasi haduh ngeri banget. Batin Keesha.
"Hey"
"Orang kaga sih, dipanggil kaga nyaut" orang itu duduk di samping Keesha. Dan Keesha masih enggan untuk menatap orang itu.
"Hellloww, ini gue Ryan. Kaga usah takut kali"
"Emangnya gue hantu"
Keesha lega, ternyata cowok kampret itu, dan berusaha bersikap biasa saja walaupun tadi agak khawatir kalau ada penjahat dan sejenisnya.
"Iya tuh tau"
"Dih, ngapain disini malem-malem"
"Menurut Lo?"
"Lo mau ngepet disini ya?"
"Baju udah item-item gitu lagi"
Ya Keesha sudah mengganti pakaian tadi waktu sepulang sekolah di toilet sekolah kebetulan kaos dan celana jeans nya sama-sama berwana hitam.
"Ya, Lo mau gue tumbalin"
"Wah cantik-cantik ngeri juga"