Setelah berpamitan sama papa dan mama, dan juga tuh makhluk astral, gue langsung melangkahkan kaki jenjang gue ke arah Reyhan yang sudah bertengger manis di jok motor Scoopy nya.
"Hai Rey". Ucap Gue tatkala nyamperin Reyhan, sebenarnya cuman basa basi doang hehehe.
"Hai Sya". Balanya, oh ya man teman cuman dia loh yang manggil gue Sya, seperti panggilan sayang gitu.
Dengan gerakan pasti Rey melajukan motornya menjauhi pekarangan rumah gue.
Oh ya sampe lupa, Rey ini adalah sahabat gue sejak Kecil loh, meskipun begitu, gue sudah menyukainya dan memiliki rasa sayang lebih dari pada seorang sahabat.
Gue gak tahu Kapan rasa itu mulai hadir, tapi yang pasti gue merasa nyaman sama dia, dan gue takut Kehilangan dia, gue takut suatu saat nanti saat Rey Punya pacar Rey gak akan lagi peduli sama gue, gue takut itu terjadi. Tapi meskipun begitu gue tetep kok gak pernah berterus terang akan perasaan gue sama Rey, karena gue takut dia Bakal ngejauhin gue, dan persahabatan yang Dibangun ber tahun tahun hancur karena perasaan konyol gue.
Karena kebanyakan curhat ke kalian tentang Rey, gue gak sadar kalau sekarang gue sudah ada di parkiran sekolah. Dan dengan segera gue Turun dari boncengannya.
Saat gue ingin membuka kaitan helm nya gak bisa, Sampai semua tenaga gue kerahkan tapi hasilnya Nihil, tetap aja gak bisa.
Sampai Akhirnya tiba tiba sebuah tangan kekar terulur membuka kaitan helm gue, dan orang itu adalah Rey. Dalam keadaan begitu gue susah untuk bernafas, jantungku gue bersotak lebih cepat, karena jarak muka kita hanya beberapa centi saja.