" kumohon jangan membentak siapapun lagi setelah ini Jeon dan jaga dirimu. Tidak selamanya kita akan terus bersama orang-orang yang akan terus mengingatkan kita akan sesuatu. Dan kumohon satu hal lagi, minta maaflah pada Clarissa. Ia tidak bersalah.
......................
Tak lama setelah Chrysan memeriksaku, akupun segera keluar kamar dan mendapati Clarissa didepan ruang kerja Chrysan dan sepertinya ia menangis. Akupun segera menghampirinya untuk meminta maaf karena perlakuan dingin dan kasarku tadi.
" maafkan aku" ucapku
Ia pun menghapus air mata yang menitik di pipinya " untuk apa kau meminta maaf?"
" atas perlakuanku tadi. Itu terlalu kasar. Maafkan aku"
" tidak perlu minta maaf. Aku yang terlalu berlebihan"
" itu tidak berlebihan, wajar kau menangis karena kau wanita"
" aku sungguh hanya ingin membantumu, kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Apakah kau merasa sakit saat ku obati tadi?"
Aku enggan sekali menjawab pertanyaannya tapi, aku tidak ingin menciptakan kesan buruk lagi terhadapnya " tidak, itu tidak sakit sama sekali"
" bohong. Tidak mungkin luka seperti itu tidak sakit"
Damn it! Aku benci saat seperti ini " ini tidak sakit sama sekali" aku mengulang perkataanku tadi
" apa kau yakin tidak merasa sakit sama sekali ?"
" tidak! Aku bahkan tidak tahu apa itu rasa sakit, aku.. aku tidak tahu bagian mana tubuhku yang sakit. Aku tidak tahu! Dan tidak akan pernah tahu. Apa kau puas dengan jawabanku sekarang?!" aku membentaknya lagi. Aku tidak peduli jika Chrysan mendengar bentakanku ini, aku juga tidak peduli jika mereka yang dibawah tahu bahwa aku mengida sebuah penyakit layaknya bom waktu.