Atteindre

Agid Zoe
Chapter #1

Prolog

Seorang gadis tengah berdiri di atas tebing di pinggiran pantai yang menjulang tinggi. Matanya menatap lurus kearah depan, melihat deburan ombak dan hamparan laut lepas. Pandangannya kosong. Baju yang di kenakannya pun sudah sangat terlihat lusuh dan basah akibat dirinya yang nekat menembus hujan deras tanpa pelindung apapun. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya bahkan menggigil kedinginan. Kepalanya pun mulai terasa berdenyut-denyut.

Air mata tak berhenti mengalir dari kedua matanya. Bahkan kini matanya sudah terlihat sangat bengkak dan memerah. Di tangan sebelah kananya, ada sebuah cutter yang masih setia dia genggam sejak dirinya memutuskan untuk berlari keluar dari rumahnya beberapa jam yang lalu.

Dia lelah. Dia sakit. Dia rapuh. Dan dia hancur.

Percuma bertahan, jika hasilnya malah sangat mengecewakan. Percuma terus berjuang, namun nyatanya semesta tetap tidak pernah berpihak padanya. Percuma untuk tetap bersabar, jika akhirnya harus terus menerus di kecewakan.

Ia berhenti. Ia menyerah dengan semuanya. Memilih untuk pergi saja, meskipun harus meninggalkan semua orang yang sangat di cintainya. Biarkan luka itu di bawanya pergi hingga akhir hidupnya.

Tidak perlu membagi luka itu apalagi sampai membuat orang lain ikut merasakannya. Karena pada akhirnya semua akan tetap saja. Tidak ada yang berubah. Karena baginya, tidak akan ada akhir yang bahagia untuknya.

Lihat selengkapnya