Seorang wanita tengah berdiri di atas balkon gedung apartemen yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter itu. Jari-jari lentiknya memegang pagar besi pembatas yang mulai berkarat. Semilir angin sepoi-sepoi siang ini memainkan beberapa helai rambutnya yang tergerai panjang.
Kiara Larasandra, wanita yang berusia 24 tahun itu adalah seorang model yang biasa berlenggak-lenggok diatas panggung catwalk. Tak jarang wajahnya yang cantik jelita itu sering menghiasi beberapa artikel di majalah-majalah fashion lokal. Namun di balik ketenaran dan pencapaiannya, ia selalu merasa gelisah dan sedih. Seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya, sesuatu yang lebih indah dari perhiasan-perhiasan yang ada di dunia ini, dan sesuatu yang lebih hangat dari sinar mentari pagi.
"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Kiara tersadar dari lamunannya, lalu menoleh kebelakang dimana suara tersebut berasal.
Kiara tersenyum ketika mendapati temannya sedang berjalan mendekatinya. "Tidak ada."jawabannya berusaha menyembunyikan perasaannya saat ini.
"Oh ya? Aku perhatikan beberapa hari ini kau terlihat banyak diam."ucap orang itu lagi sambil berjalan mendekati Kiara, lalu berdiri di sampingnya.
Sudut bibir Kiara bergetar, ia nampak sedang merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Mira yang jauh lebih mudah daripada deretan soal matematika. Namun Kiara nampak kesulitan untuk mengatakannya. "Aku.. aku hanya sedang mencari udara segar."
Tapi Mira rupanya tidak percaya dengan jawaban Kiara barusan, seakan-akan ia bisa membaca pikiran Kiara.
"Kalau kau ada masalah, kau bisa cerita padaku."ucap Mira tersenyum sambil mengelus pundak Kiara.
Kiara menghela nafas panjang, berusaha melegakan paru-parunya yang sempat tercekat. Ia pun menatap wajah sahabatnya itu dengan ekspresi yang kentara. "Mira, sebenarnya saat ini aku sedang bingung."
"Bingung kenapa?"
"Aku sebentar lagi akan di jodohkan."
"APA?"pernyataan dari Kiara tadi membuat Mira terkejut bukan main. Tunggu dulu? Di jodohkan? Apa ia tidak salah dengar? Seorang Kiara Larasandra, si model terkenal itu akan dijodohkan? Apa itu tidak salah.
Namun sedetik kemudian, ekspresi wajah Mira yang awalnya terkejut, kini malah berubah menjadi ekspresi yang menahan tawa. "Ka--kau serius? Di jodohkan?"
"Iya aku serius, semalam Ayah yang berbicara langsung padaku."
Mira menutup mulutnya yang hampir tertawa ditengah keadaan sahabatnya yang dilanda rasa bingung. Ini menurutnya lucu, karena seorang model cantik seperti Kiara kenapa harus di jodohkan? Apalagi di zaman semodern ini. Kenapa harus dijodohkan? Apa Kiara sudah tidak laku lagi? Tapi yang ia tahu ada banyak sekali diluaran sana pria yang menunggu cintanya Kiara. Bahkan ada yang sampai mengemis-ngemis untuk dikasihani oleh Kiara karena cintanya di tolak terus, dan pria-pria itu bukanlah pria sembarang, mereka kebanyakan di kalangan usahawan, ataupun anak pejabat.