Au dan Cintanya

Lisa Ariyanti
Chapter #1

Prolog

Kalisa Auryne Maharani, sosok gadis dengan senyuman di wajahnya yang begitu menawan dan mampu membius lawan bicaranya. Jangan tanyakan masalah kapasitas otaknya ketika kalian melihat wajah cantiknya. Bisa di katakan ia adalah gadis yang sempurna di mata orang yang melihatnya. Cantik, berprestasi, memiliki badan bagus, suara merdu, serta di sukai banyak cowok. Paket lengkap.

Gadis itu sibuk menyirami bunga mawar di halaman depan rumahnya. Gadis ini begitu menyukai bunga mawar, karena terlihat sangat cantik tapi begitu mematikan jika terkena durinya. Bunga yang begitu penuh duri dan di juluki dengan tumbuhan semak itu tidak mengurangi kesukaan gadis ini kepada tumbuhan itu. Tangannya memegang selang air dan bersenandung pelan menyirami bunga itu.

"Tumbuh yang cantik ya bunga?" Ia setia menyirami bunga itu dengan senyum.

Dibalik senyumnya tersimpan luka yang begitu membuatnya sakit. Bingung, kenapa ada orang yang bisa menyimpan rasa sakit begitu dalam di setiap senyumannya.

Matahari bersinar dengan redup dan langit mulai menggelap. Gadis itu langsung mematikan keran air dan mencuci tangannya sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah. Rumah yang begitu megah dan indah itu seakan menjadi impian dari sebagian orang. Rumah impian setiap orang dengan semua fasilitas yang ia punyai.

"Langsung mandi dan jangan lupa makan. Kesehatan juga perlu di jaga," ucap seorang cowok yang sedang duduk di sofa seraya menikmati secangkir teh dan juga camilan yang menemaninya mengerjakan tugas.

Lisa yang baru saja masuk dan masih berada di ambang pintu hanya mengerucutkan bibirnya kesal. "Belum juga masuk kak!" rengeknya dengan kesal melangkah ke dalam menuju kamarnya.

"Kan lo udah masuk!"

"Nyebelin! Lisa belum mau mandi, dingin, kak! Lagian udah mau hujan, nanggung kalau mandi sekarang, nanti bentar lagi juga udah sore. Sekalian aja mandinya nanti!"

"Jadi cewek jangan jorok dek!"

"Kakak kapan liburnya? Lisa mau dianterin ke toko bunga. Bunga mawarnya ada yang bagus disana," ujarnya dengan antusias. Gadis itu melangkah mendekati kakaknya yang sibuk mengetik kata demi kata untuk tugasnya.

Lihat selengkapnya