Au dan Cintanya

Lisa Ariyanti
Chapter #4

Kencan

Sebuah rasa yang muncul ketika kita merasa nyaman dengan seseorang akan membuat kita suka kepadanya.

Sore hari yang panas tak memungkiri diri untuk duduk berdiam diri di sebuah cafe dengan menikmati es krim. Sambil menikmati pemandangan kendaraan yang berlalu lalang.

Gadis cantik dengan sejuta senyum di wajahnya. Rambut panjang bergelombang berwarna hitam dengan balutan baju berwarna merah muda menambah aura dari gadis itu menjadi terpancar.

Kalisa Auryne Maharani, gadis dengan sejuta senyum di wajahnya dan sangat ramah dengan semuanya. Terlahir dari keluarga kaya raya menjadi sebuah anugerah baginya. Ditambah dengan kehadiran sosok pria yang sedang duduk di depannya membuat hidup seorang Kalisa menjadi buah perbincangan banyak orang.

"Ka? Kamu mau nyobain es milik aku enggak?"

"Buat kamu aja," jawabnya. Lalu, dengan cepat gadis itu memakan es krimnya dengan lahap tak mendengarkan ucapan orang yang berada di sekitarnya.

"Makannya pelan-pelan! Tuh, sampe belepotan gitu!" ujar pria yang sedang bersamanya. Lalu, tangannya mengarah ke wajah gadis yang berada di depannya. Kalisa dengan tatapan bingungnya melihat tangan pria yang berada didepannya itu menuju wajahnya.

"Mau apa?" tanya-nya dengan perasaan gugup. Namun, pria itu tak menghiraukan ucapan gdis yang berada didepannya. "Kalau makan itu jangan sampe belepotan begini!" tangan pria itu langsung mengusap bekas es krim yang berada di sudut bibir didepannya.

Semua mata menuju kepada mereka seolah iri dengan hubungan keduanya.

"Emak! Anak mu ini pengen dapet jodoh kek dia!"

"Please, buat para ibu yang ngelahirin anak kayak gitu ngidamnya apaan dah?"

"Kalo gue punya pacar kayak gitu udah! Gue mau bikin syukuran!"

"Kalo gue punya pacar kek gitu! Pasti cuma halu, hahaha."

Berbagai ucapan yang terlontar dari para pengunjung yang datang di cafe itu membuat Kalisa dan pria yang berada didepannya tersenyum singkat.

"Apa mereka iri ya?" tanya Kalisa.

"Irilah! Kita ini udah bagaikan sepasang putri dan pangeran," kekeh pria yang berada di depannya ini.

Arka Wiguna, sosok pria yang berada di depan Kalisa.

Seorang pria dengan tubuh tinggi, tegap, sorot matanya menyejukkan hati bagi para orang yang melihatnya. Sosok Arka banyak digemari oleh teman satu sekolahnya terutama para siswinya.

"Dih, gitu amat!" dengus Au. Kalisa biasanya di panggil dengan sebutan Au. Sahabatnya yang memberikan nama itu kepada dirinya supaya lebih mudah memanggilnya.

"Pulang dulu yuk? Dah, sore nanti kamu di cariin sama mama kamu," ajak Arka kepada Au.

"Boleh, kita bayar dulu ya semuanya?"

Setelah keluar dari cafe ponsel Arka berbunyi dan mereka berhenti sejenak.

Dreeert.....dreeert....

"Bentar ya, Au? Aku angkat telpon dulu." ijinnya. Au hanya mengangguk kecil untuk memberikan persetujuan kepada Arka.

Lalu, Arka menepi sebentar untuk mengangkat panggilan tersebut.

Lihat selengkapnya