"Lo serius mau kesana?" Tanya Tabitha ia merasa khawatir jika Aurora menghampiri kakaknya yang sedang tempur di jalan cakrawala.
"Apa si yang gak buat kakak Al" jawab Aurora. Untung abang gak cemburu neng
"Ya udah deh, Lo ati-ati. Sorry bngt ya gw gak bisa ikut" ucap Tabitha tidak enak, tp ia masih ingin idup ia tidak mau jika ia ikut kesana malah ia yang jadi korban. Ogah
"Iya gapapa, by Ara duluan tata" jawab Aurora. What? Tata? Jd ini nama sayang untuk sahabatnya itu.
Kini jam menunjukan pukul 15.56, bertanda hari mulai lutut dan matahari bergantian dengan bulan yang di temani terangnya bintang.
Sekarang ia harus cepat cepat berjalan supaya ia tidak terlambat untuk mencegah tawurannya antar geng NASA dan geng Kenzo.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, kini jalan yang tadinya terlihat ramai dan sekarang mengurang menjadi tidak ada 1pun pengendara motor maupun mobil yang berlalu lalang.
Jl. Cakrawala
Dengan tekat yang kuat ia memasuki jalan yang ia cari, dan suasana jalan tidak ada pengendara 1pun, terasa sepi dan hanya terdengar suara-suara alami yang di keluarkan oleh alam.
"Apaan tuh?" Tanya Aurora bermonolog. "Apa jangan-jangan... Ara harus segera kesana" lanjutnya.
Kini Aurora sudah melihat ada beberapa orang yang sudah tepar tidak berdaya. Kakinya bergetar, apakah ini keputusan yang sudah benar ia akan menemui Al yang sedang bertempur.
Matanya menyorot kepada orang yang ia cari, Aurora melihatnya pun sangat takut. Baru kali ini ia melihat amarah Al yang sudah memuncak. Yang sedang melawan beberapa orang.
Dan tidak sengaja ia melihat sosok yang ia kenali, ia nampak kewalahan untuk bertarung dengan banyak orang. Matanya membulat ketika ia melihat di belakangnya ada orang yang akan mencelakainya, membawa sebuah balok kayu. Angkasa.
Tanpa berfikir panjang Aurora langsung bergegas lari untuk menghampirinya, tanpa memikirkan bagaimana jika ia terluka.
"Sasa awas!!"
Semua orang yang mendengar teriakan itu mengalihkan perhatian kepada seseorang yang berteriak tersebut. Seketika angkasa dan Al menghentikan aksinya dan yang lain menggantikan mereka.
Bug...
Kini badan mungilnya tersungkur ke jalan, sontak membuat mata Al yang dari kejauhan membulat. Sial siapa yang berani melukai adiknya itu, Langit jamin hidupnya gak akan selamat.
"BANGSAT, ANGKASA LO URUS AURORA!! Gue masih ada perlu sebentar dengan orang yang berani melukai Aurora" teriak Al yang amarah nya sudah memuncak.