Kini gadis itu tengah sadar, dan ia melihat sekeliling ruangannya terlihat sangat putih. Sesekali ia mengingat apa yang terjadi, tapi nihil ia tidak ingat apa-apa tentang kejadian tadi.
"De, Lo udah bangun," ucap Al. Dan sontak membuat Aurora melirik kesebelas ya.
"Aku ada dimana kak?" Tanya Aurora.
"Lo di rumah sakit, kenapa ada yang sakit?dimana? Gw panggilan dokter ya," ucap Langit yang sudah mau beranjak pergi. Tapi kepergiannya di tahan dengan Aurora menarik tangan kakaknya.
"Ara gak papa kok," ucap Aurora dengan mencekal pergelangan tangannya supaya ia tetap disini.
"Makan dulu yah," pinta Al kepada Aurora. Yang dengan langsung di anggukan oleh Aurora.
Kini Langit sedang menyuapi Aurora bak seperti orang yang sedang pacaran. Huhu jadi nyamuk di antara kakak dan adiknya check.
Setelah makan nya habis Langit meminta supaya adiknya beristirahat kembali. Tapi temannya Aurora dan geng NASA datang untuk menjenguk Aurora.
"Assalamualaikum," ucap Raga. Dengan anak-anak geng NASA yang berada di belakangnya. Sontak membuat Aurora dan Langit melirik ke arah pintu.
"Waalaikumsalam," sahut Aurora dan Langit. Aurora melihat kehadiran sahabat barunya dan temannya, Tabitha dan Sesil.
"Kan lo gak dengerin gw, tau rasa Lo. Lagian lo bego banget sampe mau nolongin si angkasa segala, heran banget gw sama lo," gerutu Tabitha sahabatnya, bukan apa-apa ia memarahi Aurora karena ia sayang kepada sahabatnya itu.
"Ara gapapa kok. Udah jangan ngomong terus, sakit telinga Ara denger suara yang nadanya G semua heran Ara," Sahut Aurora yang membuat seisi ruangan menertawai ocehan antara kedua sahabat itu, Heran Abang neng.
"Asal Lo tau dari tadi di jalan dia marah-marah sendiri,, siapa yang kesel coba. Apalagi marahnya jambak-jambak rambut gw," Ucap Sesil sedikit kesal karena perbuatan Tabitha.
"Apaan si lo--" sahut Tabitha, tapi tidak di lanjut karena ucapannya terpotong oleh Langit. Hihihi serem
"Gw lakbannin semua mulut Lo ya!!! Lo gak bisa liat ini di rumah sakit, masih aja terus ngoceh. Heran gw," potong Al.
"Sabar bos, udah yu beb mending kita cari angin disini panas banget," ucap Raga, langsung menggandeng Sesil untuk keluar. Ia tidak mau pacarnya menjadi sasaran amukan langit, maneh maung.
"Sono pergi," usir Bintang sohib Al, dan menjadi bagian anggota geng NASA.
"Jauh-jauh lo," lanjut Guntur, dan langsung ia mendudukkan bokongnya di sofa panjang nan empuk itu.
"Luknut semua temen-temen gw," jawab raga yang sedari tadi di bully oleh teman gengnya.
"Bodo amat, Sono katanya mau nyari angin Lo!" Uwoww babang Langit ngamuk.