"Apa yang ingin kamu lakukan?" Wanita cantik berwajah oval, buku mata tebal dan lentik, bibir merah muda, jembatan hidung tinggi dan kecil, serta kulit putih pucat itu menatap tajam lelaki di hadapannya.
Sementara itu, si lelaki yang memojokkan wanita itu di antara dinding dan dirinya, mengulas senyum ceroboh saat dia menjawab. "Aku menginginkanmu, Kenya!"
Kenya mencibir mendengar pernyataan lelaki di hadapannya. Menyingkirkan jemari lelaki itu dari dagunya, Kenya mendongak dan menatap tajam lelaki di hadapannya tanpa rasa takut saat dia membalas. "Itu jika kamu memiliki kemampuan, Tuan Yi!"
Sementara lelaki itu, Tuan Yi. Menunduk untuk menatap wanita di hadapannya dengan mata menyipit. "Oh, dari mana keberanian sebesar itu berasa, Nona Kenya?"
Lalu—
Ting!
Suara pesan masuk dari aplikasi G-mail, menyadarkanku dari dunia yang telah aku bangun.
Mengetuk tombol 'simpan,' aku keluar dari laman menulis lalu membuka aplikasi pesan Google Mail. Disana, aku melihat pesan mencolok dengan huruf hitam tebal, dan nama suatu komunitas yang membuat jantung ku berdetak kencang. Jika itu di gambarkan melalui majas hiperbola, mungkin, detak itu sekencang seolah saat aku bertemu cinta pertama ku? Entahlah, aku belum pernah mengalami perasaan seperti itu.
Menggigit bibir bawah ku, aku membuka pesan itu dengan penuh harap dan kecemasan. Ya, aku mengirim surat pendaftaran via online beberapa hari lalu untuk mengikuti pelatihan gratis bagi penulis, yang diselenggarakan oleh perkumpulan sutradara top di negeri ini.
Selama beberapa tahun belakangan ini, komunitas itu memang secara rutin menyelenggarakan pelatihan untuk menyaring penulis-penulis berbakat di negara ini. Sebagai hasil, jika salah satu sutradara dari komunitas itu menyukai tulisan seorang penulis tertentu, karya penulis tersebut memiliki kemungkinan besar untuk diangkat sebagai drama televisi maupun film layar lebar!
Bukankah itu kesempatan yang terlampau menggiurkan?
Karena itu, aku mengirim surat pendaftaran dengan harapan penuh, namun keyakinan setipis benang bordil. Benar, aku memiliki harapan penuh untuk mengikuti pelatihan itu, tapi, aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk diterima, karena aku bukan penulis populer yang memiliki jutaan pembaca setia. Aku hanya seorang penulis kecil di platform online yang memiliki beberapa ribu pembaca.
Tapi, setipis dan sekecil apapun harapan itu, selalu ada celah ketika kita mau berusaha, bukan? Semoga.
Aku memejamkan mata tanpa sadar saat aku merapalkan do'a.
Menghembuskan napas, aku membuka mata, lalu membuka pesan yang membuat mataku membulat melihat kalimat pertama dalam pesan teks tersebut.
"Selamat! Anda terpilih sebagai salah satu peserta dalam pelatihan yang kami selenggarakan!"
Kalimat penerimaan itu membuat gadis kecil di dalam hatiku bersorak kegirangan.
Oh my Good! Apa Dewi Fortuna sedang berpihak pada ku?
Gadis kecilku bersorak sambil melambaikan pompom nya.