Pelatihan kepenulisan itu diadakan di suatu Institut seni di Indonesia. Intitut ini terletak di pusat kota A. Di sini, bukan hanya mempelajari mengenai kepenulisan naskah dan novel, kami juga mempelajari hal-hal dasar mengenai dunia perfilman.
Setelah menjalani sejumlah prosedur formalitas dan absensi, aku menyeret koper bersama Reina, seorang gadis muda fresh graduate tahun ini.
"Asramanya jauh dari sini atau nggak, Rein?"
Aku mengajukan pertanyaan guna memecah keheningan. Saat ini, Rein yang hanya memiliki tas kecil di pundaknya mendesah dengan bibir mengerucut. "Lumayan jauh, Kak. Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit perjalanan."
Tiba-tiba aku merasa punggungku berkeringat mendengar pernyataan Reina.
Tuhan!
Apa yang sebenarnya diinginkan panitia penyelenggara dengan menempatkan jarak antara asrama dan tempat pelatihan sejauh itu? Apa mereka ingin melatih seorang penulis berbakat? atau seorang prajurit militer?
"Pembagian kamarnya, gimana?"
Aku kembali mengajukan pertanyaan.
Reina menggeleng. "Aku gak tau, Kak,"jawabnya lalu terdiam beberapa detik sebelum melanjutkan. "Tadi tas aku masih aku taruh di luar kamar."
"Ah? Kamu—"
Langkahku terhenti saat aku menatap Reina dengan mata membulat. Bagaimana gadis muda ini bisa seceroboh itu? Bagaimana jika ada orang berniat buruk?
Aku melihat Reina tertawa kecil saat ia menggeleng. "Gak apa-apa kok, Kak. Banyak peserta lain yang tasnya juga ditaruh di luar, paling-paling kita ambil barang yang menurut kita berharga aja."
"Oh .... "
Aku mengangguk paham. Sekarang, apa aku yang bersikap terlalu berlebihan?
"Baguslah. Kalau gitu, aku ngandelin kamu jadi pemandu perjalanan ku!"
Reina mengangguk lalu mengacungkan ke-dua ibu jarinya. "Oke! "
Lalu kami berdua tertawa bersama sebelum melanjutkan perjalanan ke asrama.
Ketika aku dan Reina sampai ke asrama, di sana sudah dipenuhi orang-orang yang mengikuti pelatihan.
Menyeret koperku, aku melepaskan sepatu kets beserta kaos kaki hitam yang aku kenakan sebelum memasuki asrama.
Asrama itu merupakan sebuah rumah tingkat dua berukuran sedang dengan dua kamar tidur di lantai bawah, dua kamar tidur di lantai atas, satu ruang tamu dan TV, ruang makan dan dapur di lantai bawah, empat kamar mandi di dalam kamar, serta satu kamar mandi di luar kamar. Secara keseluruhan, panitia memperlakukan peserta pelatihan dengan baik.
Peserta pelatihan kali ini diikuti oleh 16 penulis wanita, serta empat penulis laki-laki. Kami berkumpul di ruang tamu di lantai bawah guna berdiskusi mengenai pembagian kamar tidur.