Avada Kedavra: The Destroyer of Edge

Zii
Chapter #1

GHOMAS #1

Tatapannya kosong saat melihat betapa hancurnya jiwa orang dihadapannya. Hujan darah yang mengguyur Kota Kloint menjadi saksi bisu pertarungan terakhir mereka.

Semua rasa sakit, kecewa, dan frustasi bersatu-padu dalam lingkar pertarungan ini. Sean menjatuhkan air matanya ketika menyadari semua hal yang terjadi.

Di Negara penuh dengan sihir hiduplah seorang anak laki-laki yang sama sekali belum mempunyai sihir. Dia juga bukan apa-apa selain seorang pelajar yang terus mencari-cari di mana sihirnya. Dan sampai ketika Ia berusia 18 tahun, Ia memutuskan untuk bersekolah di Ghofindas.

Ghofindas Magic School merupakan sekolah yang menetaskan para ahli sihir hebat dan berbakat. Ghofindas Magic School atau orang-orang menyebutnya GHOMAS, sekolah yang berada di Kota Kloint itu benar-benar menjadi incaran para siswa.

Salah satunya adalah Sean Aelyson. Anak laki-laki berusia 18 tahun yang masih belum mengetahui Edge apa yang Ia miliki. Edge, begitulah orang-orang di sana menamai kata sihir atau kekuatan.

Edge setiap orang hampir sama entah itu api, air, udara, atau tanah. Memiliki edge yang langka adalah impian setiap orang, biasanya edge seseorang muncul saat usia mereka menginjak 10 tahun. Tapi tidak dengan Sean. Edge nya masih belum muncul, Ia hanya bisa berharap kalau Ia memiliki edge karena banyak yang mengatakan saat usia 15 tahun edge tidak akan bisa muncul lagi.

Namun, Sean menepis pemikiran itu dan sekarang di sini lah Sean berada. Sekolah Ghofindas Magic, Ia berharap dengan masuknya ke sekolah ini Sean akan mendapatkan edge nya.

"Wah besar ya," gumam Sean saat masuk ke dalam ruang kelas nya.

Sean bingung apa yang harus Ia lakukan pertama kali, wajah orang-orang di kelas juga tidak Sean kenali semua. Dengan langkah pelan Sean berjalan menuju kursi belakang yang kosong.

Cahaya matahari yang menyinari mejanya, suara orang mengobrol, dan suasana yang nyaman. Sean pikir tidak apa jika tidak ada yang mau berteman dengannya, lagi pula Sean di sini untuk menemukan edge nya.

"Yaho, yang di sana!" seru seseorang.

Sean menoleh ke arah sumber suara dan melihat sesosok orang yang sangat ia kenali.

"Mika?" ucap Sean.

Mika Heophat teman lama Sean yang memiliki Fire Edge. Terkadang Sean cemburu dengan Mika karena edge miliknya belum muncul juga. Dan Mika selalu saja menggoda Sean karena belum memiliki edge.

"Yo, Achan! Apa kita satu sekolah lagi?" tanya Mika penuh semangat.

Yah, dia masih tidak berubah sejak Sean masih kecil sampai sekarang. Tenaga mika seolah tidak memiliki batas, Sean takjub dengan itu.

"Ngomong-ngomong Achan, gimana kamu bisa masuk ke Ghomas?" tanya Mika.

Sean mengerutkan dahinya dan berkata, "Ya, aku daftar pake nilai."

"Nggak bukan itu maksud ku, gimana bisa anak 15 tahun daftar ke Ghomas?" ejek Mika dengan tawa yang ditahan.

Lihat selengkapnya