Kemunculan edge dari seorang anak berusia 18 tahun menjadi topik perbincangan hangat di Ghomas. Sean, anak yang memiliki edge Lighting Snowice itu semakin tidak ingin keluar asrama karena setiap dia keluar pasti banyak orang yang bertanya-tanya mengenai edge nya.
Meski edge Sean sudah muncul, Sean tidak tahu apakah Ia bisa mengeluarkan nya lagi. Dan apakah Sean bisa mengontrol nya sebaik Mika dan Ran.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat pikiran Sean kembali tersadar. Kakinya mulai melangkah mendekati pintu itu dan perlahan Sean membukanya. Terlihat Alam dan Asahi yang menunggu Sean untuk membukakan pintu.
Sean sedikit bingung, biasanya Alam akan langsung masuk. Lagi pula kamar ini milik kita bersama.
"Sean, aku rasa kamu jadi sering mengurung diri di kamar. Kamu baik-baik aja, 'kan?" tanya Alam.
Terpancar rasa takut dan kekhawatiran dari wajah Alam. Alam dan Asahi pasti sudah tahu soal edge nya, rumor yang tersebar kalau edge Sean adalah edge langka membuat Sean sedikit khawatir Ia akan dipindahkan dari Asrama Lownfados.
Ternyata Alam pun berpikiran sama, Alam mengucapkan selamat pada Sean karena sudah mendapatkan edge nya, begitu juga dengan Asahi. Akan sangat menyedihkan jika Sean benar-benar dipindahkan dari Asrama Lownfados.
Perbincangan ketiga anak laki-laki itu berlanjut, Alam dan Asahi seolah sudah sangat lama kenal dan tidak mau berpisah dengannya.
Udara hangat dari langit-langit kamar tidak bisa membuat tangan Sean menghangat. Semenjak kejadian itu, tangan kanan Sean tidak pernah merasakan hangat. Dingin, kaku, seperti terbalut oleh es yang 'tak pernah mencair.
Asahi menepuk punggung Sean pelan memberikan sebuah semangat yang mendalam. Ia tahu kalau edge milik Sean itu langka bahkan sangat langka. Beban yang berat bagi sang amatir seperti Sean.
"Apa kamu udah pernah coba pake edge mu lagi, Sean?" tanya Asahi.
Sean menggeleng. "Belum." Ia sama sekali belum pernah menggunakannya semenjak kemunculan edge pertamanya. Asahi mengerti, Ia langsung bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju tempat tidur nya.
Matanya sedikit memicing ketika melihat Asahi membawa sebuah penghangat berbentuk bantalan kecil. Itu sangat cocok di pakai saat musim dingin dan sepertinya Sean membutuhkan nya. Asahi melemparkan bantalan penghangat itu pada Sean.
"Terima kasih," ucap Sean.
"Sama-sama, pakailah dengan baik karena sedari tadi aku lihat tangan mu sedikit membiru," jawab Asahi.
"Yah, ini hangat," gumam Sean merasakan kehangatan dari bantalan penghangat yang diberikan Asahi.
"Wahhh!! Asahi-chan kenapa kamu tidak pernah memberikan ku hadiah!!" seru Alam.
"Apa?! Tidak ada alasan untukku memberikan mu hadiah!" jawab Asahi dengan nada tinggi.
"Eehhh jahat! Asahi-chan kejam! Asahi-chan kejam!"