Hal yang 'tak terduga sebelumnya terjadi, Sean yang baru saja keluar dari kelas dan hendak pergi ke Asrama tiba-tiba mendengar suara dentuman besar dari area pelatihan sihir. Asap hitam mengepul keluar dari jendela, siapa orang yang membuat suara keras itu?
Banyak orang yang mengikuti suara itu. Sama halnya dengan Sean, orang-orang juga ikut penasaran. Tatapan semua orang tertuju pada seorang anak laki-laki yang berdiri sambil menginjak salah satu kepala lawannya.
Sorak-sorai dari anak-anak perempuan semakin mempertegang suasana.
"Bukankah itu Kak Raka? Dia memang selalu terlihat keren!"
"Benar-benar Kak Raka sangat keren, apalagi wajahnya sangat tampan!"
"Ah itu adalah hal pertama yang membuatnya keren, hahaha!"
Percakapan orang di sebelahnya membuat Sean mengerutkan dahinya. Orang yang ada di sana benar-benar berniat untuk menyombongkan kekuatan dan wajahnya. Tentu saja Sean mengakui kalau orang itu tampan tapi jika sikapnya seperti itu sungguh sangat disayangkan.
Pandangannya masih tertuju pada orang bernama Raka dan tanpa disadari laki-laki itu berjalan ke arah Sean berdiri. Mata hitamnya menatap Sean tajam, sudut bibirnya tiba-tiba terangkat.
"Kamu anak Lownfados yang baru saja mendapatkan edge langka itu, 'kan?" tanya nya.
Sean tidak menjawab, Ia hanya diam semetara di sampingnya penuh dengan bising mengenai orang di hadapannya.
"Bagus! Kemari dan hadapi aku," ucapnya yang langsung menarik lengan Sean.
Tentu saja Sean terkejut dengan apa yang dikatakan orang itu. Apa maksudnya Sean harus bertarung dengan dia? Mustahil, Sean bahkan belum pernah mengeluarkan edgenya lagi.
"Siapa kamu, seenaknya saja membawa orang asing ke tengah ring," kata Sean penuh dengan penekanan.
Orang itu tertawa kecil sambil melipat tangannya di depan dada. "Namaku Raka Nishimura, sangat jelas kalau kamu adalah murid baru Ghomas karena tidak tahu siapa aku."
"Ayolah, aku ingin lihat edge Lighting Snowice itu."
Kabut hitam tiba-tiba saja mengelilingi tubuhnya, napasnya terasa sakit seolah ada sesuatu yang mencekik lehernya. Apakah ini edge milik Raka? Ini terlalu kuat bahkan kakinya tidak kuat menopang tubuhnya.
BRAK
Sean terjatuh, Ia benar-benar merasa lemas. Meski Sean berusaha untuk bangkit itu tetap saja sulit, Raka tidak main-main saat mengeluarkan edge nya.
"Kamu tidak mau mengeluarkan edge mu? Sombong sekali, mentang-mentang edge mu langka!"
"Apa? S-sial, aku bahkan belum pernah menggunakannya lagi," gumam Sean.
Raka menambahkan kekuatannya membuat Sean mual 'tak karuan, penglihatannya memburam bahkan suara-suara yang berasal dari sorak-sorai orang di pinggiran pun perlahan 'tak terdengar. Tangan Sean dingin benar-benar dingin, udara juga jadi semakin dingin membuat jantungnya berdetak lebih cepat.
Perasaan ini pernah Ia rasakan sebelumnya, di saat Ia pertama kali mendapatkan edgenya. Semakin Sean kehilangan kesadaran semakin dingin pula udara disekitarnya. Meski Sean sudah berusaha membuka matanya tetap saja tidak bisa, edge Raka terlalu besar untuk Sean yang hanya seorang amatir.