Avada Kedavra: The Destroyer of Edge

Zii
Chapter #9

TALENTED CHILD #9

Indah matanya terpejam penuh lelah, keringat yang bercucuran juga 'tak sempat Ia lap. Kemarin, Mika benar-benar mengeluarkan seluruh tenaganya untuk melelehkan bongkahan es sebesar rumah pohon itu. Meski sekarang tenaganya belum sepenuhnya pulih tapi Mika tetap bermain olahraga bola tangan.

Adliv yang mengajaknya untuk bermain bola tangan, sebelumnya Mika menolak tapi karena ajakan Adliv yang terus menerus akhirnya Mika setuju. Ternyata, bola tangan tidak seburuk yang Ia bayangkan selama ini.

Yah, kekhawatirannya pada Sean memang cukup besar. Bahkan saat ini Mika khawatir dengan keadaan Sean yang masih terbaring di UKS sejak kemarin. Kesadarannya kembali, Mika beranjak dari tempatnya sekarang dan segera pergi menuju kamarnya dengan terburu-buru. Seolah melupakan sesuatu yang penting di sana.

Asrama Bitunfados merupakan asrama kedua tertinggi setelah Granfados. Meskipun edge yang dimiliki anak-anak Asrama Granfados tidak ada bandingannya, Bitunfados juga 'tak kalah kuat. Seperti hal nya Mika yang memiliki Fire edge dan cara mengontrol edgenya juga sudah sangat lihai.

Mika bisa saja dipindahkan ke Asrama Granfados tapi tentu saja dengan persetujuan dari Kepala Sekolah Ghomas. Meskipun Mika tidak begitu menginginkan hal itu. Mika hanya ingin mencari sesuatu yang lebih tinggi di Ghomas, itulah sebabnya Mika memasuki sekolah ini.

Kamarnya terlihat sangat rapi, selimut, meja belajar, lemari pakaian, semua tertata dengan rapi. Mika berlari menuju meja belajarnya.

"Untunglah masih ada di sini," gumam Mika.

***


Derap langkah kaki kedua laki-laki itu terdengar menggema di seluruh lorong. Alam dan Asahi akan pergi ke UKS lagi untuk bertemu Sean, ah tidak, lebih tepatnya Alam yang ingin terus-menerus menjenguk Sean.

"Alam! Kamu mau pergi ke UKS lagi?"

"Ya!"

"Kamu udah empat kali ke UKS! Sean gak akan sadar untuk sementara waktu jadi gak ada gunanya kamu pergi ke sana terus-terusan!"

"Kita gak tahu kalau nanti Sean-chan bangun tiba-tiba, 'kan?!"

"Astaga itu gak akan terjadi! Sean belum pulih sepenuhnya! Aku yakin dia gak akan bangun sampai tiga hari ke depan!"

"Arghhh, kamu berisik! Kalau gak mau ke UKS jangan ngikut aku terus!"

"Tapi—"

"Sttt, diem dulu."

Alam berhenti tepat di depan pintu UKS alasannya jelas karena Ia samar-samar mendengar seseorang yang berbicara dari dalam tempat itu. Kedua laki-laki itu saling menatap bingung, suaranya terdengar tidak asing di telinga mereka.

Saat Alam hendak membuka pintu, Asahi mencegahnya. Ia berkata, "Lebih baik kita tunggu orang yang di dalam keluar." Setelah mengatakan itu Alam pun setuju dan menunggu di luar UKS.

Beberapa menit kemudian orang yang ada di dalam 'tak kunjung keluar juga. Ini sudah cukup lama, pikir Alam. Bukan hanya orang itu yang ingin menjenguk Sean! Dengan kening yang mengkerut karena kesal Alam pun membuka pintu UKS itu.

Asahi sudah memperingatkan Alam untuk jangan membuka pintu itu tapi Alam tidak mendengarkannya. Dan satu detik kemudian mereka terdiam, pupil matanya membulat sempurna. Di dalam sana tidak ada seorangpun kecuali Sean yang masih terbaring di tempat tidur.

Mustahil, mereka berdua mendengar percakapan orang itu sebelum masuk pertama kali. Mereka juga berada di luar UKS sejak tadi dan tidak ada orang lain yang keluar. Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah mereka berdua berimajinasi?

"Asahi-chan, kamu dengar orang yang tadi bicara di dalem UKS, 'kan?" tanya Alam tanpa bergerak dari tempatnya.

"Iya, aku dengar dengan jelas. Itu gak mungkin hayalan kita aja."

Lihat selengkapnya