Avada Kedavra: The Destroyer of Edge

Zii
Chapter #12

TWINS #12

Hello Zeniers


Selamat Membaca Seng 💋


-


Dentuman keras kembali terdengar, Ia yakin kalau suara itu dapat didengar sampai ke penjuru Ghomas. Sean melihat orang yang berada di gerbang Ghomas meluncurkan beberapa sihir seperti ingin menerobos masuk.

"Apa yang kamu lakukan di sini?!" seru Devon.

Mika menjawab, "Kami hanya penasaran Mr."

DUAR!

Ledakan lainnya muncul, kali ini sebuah api meluncur tepat ke samping Sean dan Mika berada. Beberapa guru terkejut karena arah tembakan orang itu 'tak lagi menyerang mereka. Devon berbalik berusaha untuk melindungi Sean dan Mika.

Namun, itu sama sekali tidak berguna. Meskipun Devon sudah berada di depan mereka berdua tapi tetap saja orang itu tidak menyerangnya melainkan menyerang Sean. Tembakan api itu kembali melesat ke arah Sean.

"Sebenarnya ada apa ini," batin Sean.

Suara tawa terdengar sampai membuat bulu kuduknya berdiri. Tawa villain yang membuat semua orang kembali waspada. Pupil matanya membulat saat melihat dua orang laki-laki tersenyum menatapnya.

"Wah 'tak perlu kita cari ke dalam, Kak Victor," ucapnya.

"Iya, ternyata dia sendiri yang mendatangi kita." Perkataannya membuat mereka semua bingung. "Ayo Hictor, segera kita habisi sebelum dia menjadi ancaman!"

Tiba-tiba gemuruh dari langit membuat jantungnya berdetak kencang. Sean merasa ini berbahaya, apa yang harus Ia lakukan sekarang? Suatu kesalahan karena Ia datang kemari. Mika berjalan satu langkah membuatnya lebih depan dari Sean.

"Sepertinya dia mengincarmu, Achan," bisik Mika pelan.

Ini pertama kalinya Sean mendengar suara Mika yang bergetar, tidak mungkin Mika ketakutan? Tapi ini memang patut untuk ditakuti. Dua orang yang menyebut nama mereka Victor dan Hictor itu memulai serangannya.

Devon, Mika, dan guru-guru lainnya juga bersiap menerima serangan itu. Sebuah perisai tiba-tiba saja menyelimuti tubuh Sean. Dia tidak bisa keluar dari sana, perisai itu dibuat oleh Carollete sang guru pelajaran ilmu tumbuhan.

"Nyonya Carollete?" gumam Sean saat melihat Carollete di sampingnya.

"Sepertinya kabar edge Lighting Snowice milikmu menyebar sangat cepat ya, Sean Aelyson," kata Carollete.

Sean mengerutkan keningnya, apa maksud Carollete mereka berdua mengincar edge nya? Tidak mungkin karena edge yang Sean miliki itu adalah edge langka, 'kan? Pasalnya Ran juga memiliki edge langka lalu kenapa mereka menargetkan Sean?

JLAR!

BRAK!

Mereka benar-benar saling menyerang bahkan Mika pun ikut terlibat. Bagaimana bisa kekacauan seperti ini terjadi di Ghomas? Sementara yang lain saling melemparkan kekuatan, Sean hanya bisa melihat dengan rasa khawatir dan takut yang menjalar ke setiap inci tubuhnya.

Sean tidak bisa keluar dari perisai yang dibuat oleh Carolette. Meski beberapa kali Sean meminta Carolette untuk melepaskan perisai ini Ia menolak tanpa ada penjelasan apapun.

Di sisi lain, Mika, Devon, dan dua guru lainnya sedang berusaha menahan agar Hictor dan Victor tidak masuk terlalu jauh ke Ghomas, juga tidak mendekat pada Sean.

"Wah, wah, kenapa kita harus bertarung seperti ini? Padahal kalian tinggal menyerahkan anak itu pada kami dan semuanya beres," ucap Hictor.

Laki-laki dengan rambut berwarna silver itu berbicara tanpa ada hambatan sedikit pun. Gemetar juga seolah 'tak ada dalam dirinya dan itulah yang membuat Mika sedikit kewalahan. Apalagi kekuatan sihir Hictor yang sama dengannya tapi sepertinya lebih kuat milik Hictor daripada milik Mika.

Fire edge milik Mika memang sudah stabil tapi jika dibandingkan dengan orang di depannya, itu jauh dari kata stabil. Kemungkinan untuk menang juga seolah tidak ada tapi bagaimanapun juga Mika harus bisa bertahan meski tidak menang sekalipun.

Sean harus aman, Ia tidak mau teman masa kecilnya berada dalam bahaya. Mika sebisa mungkin melawan bahkan sekarang apinya sudah berubah warna menjadi biru. Api yang jarang Mika pakai.

Lihat selengkapnya