Pada pukul 22:00, Aleandra pulang dari kantor dengan ditemani Randy yang mengendarai sepeda motornya. Setelah tiba di rumah, Aleandra yang sangat lelah disambut oleh ibunya.
"Assalamu'alaikum," ucap Aleandra sambil mengetuk pintu.
Pintu dibuka oleh ibunya.
"Wa'alaikum salam. Nak, kenapa kamu baru pulang sekarang? Sudah sangat larut," tanya ibu Aleandra.
Aleandra melepaskan sepatu dan jaketnya.
"Maaf, Bu. Ada banyak pekerjaan di kantor hari ini. Kami sedang mempersiapkan liputan baru," ucap Aleandra dengan sopan.
Ibu Aleandra mengangguk, paham dengan pekerjaan putrinya, saat itu ibunya mengelus jilbab yang ia kenakan.
"Baiklah, tapi jangan lupa untuk istirahat cukup, ya. Kamu juga perlu menjaga kesehatanmu, ibu sedih kalau kamu sakit," ucap ibu Aleandra mengingatkan.
Aleandra mengangguk, melempar senyum lelah kepada ibunya sebelum berjalan ke kamar untuk beristirahat.
"Terima kasih, Bu. Aleandra ingin beristirahat sekarang," ucap Aleandra.
Saat itu Aleandra berjalan menuju ke kamarnya sementara ibu Aleandra melihat putrinya berjalan ke kamar, lalu ibunya kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya.
Di dalam kamar, Aleandra melepas jilbabnya dan meletakkannya dengan rapi di meja. Dia kemudian mengganti pakaian kerjanya dengan baju tidur dan merasa lega bisa beristirahat setelah hari yang panjang.
"Haaah, ya Allah hari ini aku lelah seharian, berikan aku semangat seperti ini lagi untuk besok," ucap Aleandra di dalam hati sambil menutup mata.
Pada waktu itu ibu Aleandra masuk ke dalam kamarnya sambil membawakan susu hangat dan sepiring nasi goreng, disaat itu ibunya meletakan di atas mejanya.
"Nak, ibu bawakan susu hangat dan nasi goreng. Makan dulu sebelum tidur, ya," ucap ibunya dengan lemah lembut.
Aleandra terbangun lalu terduduk dengan membuka kedua matanya.
"Terima kasih, Bu. Aku memang sedang lapar," ucap Aleandra.
Ibu Aleandra tersenyum, menepuk-nepuk bahu putrinya sebelum meninggalkan kamar. Aleandra kemudian mulai makan, merasa bersyukur atas keberadaan ibunya. Beberapa waktu kemudian, tepat pukul 1:00, Aleandra terbangun dan membalik badannya. Ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 1:00. Aleandra merasa heran, biasanya ia bisa tidur nyenyak hingga pagi. Dia mencoba untuk kembali tidur, namun matanya terasa berat dan pikirannya penuh. Dia merasa ada sesuatu yang mengganggu tidurnya.
Aleandra kemudian bangkit dari tempat tidur, merasa tidak mungkin dirinya bisa kembali tidur dengan pikirannya yang begitu aktif. Dia memutuskan untuk mengambil buku dari rak bukunya dan mulai membaca, berharap itu bisa membuatnya mengantuk. Meski mencoba membaca, pikiran Aleandra terus melayang ke liputan yang akan ia lakukan. Kekhawatirannya membuatnya semakin sulit untuk kembali tidur.
"Astagfirullah, ini tidak biasanya terjadi," ucap Aleandra.
"Fikiran dan perasaan aku bercampur aduk. Ya Allah, apa yang akan aku hadapi di lokasi itu?" ucap Aleandra bertanya-tanya.
Aleandra kemudian berpikir untuk berdoa, berharap itu bisa membantu menenangkan pikirannya. Dia duduk di tepi tempat tidurnya, menatap ke bawah sambil merangkai doa dalam hatinya.
"Ya Allah, berikanlah aku kekuatan dan ketenangan," ucap Aleandra dalam hati. "Bimbinglah aku dalam setiap langkahku dan berikanlah aku keberanian untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi."
Setelah berdoa, Aleandra merasa sedikit lebih tenang. Dia kembali ke tempat tidurnya dan mencoba untuk tidur, namun pikirannya masih saja aktif. Dia kemudian memutuskan untuk menulis di jurnalnya, mencoba untuk menumpahkan semua kekhawatiran dan pikiran yang mengganggunya.
"1:00 dini hari, aku terjaga dan pikiranku penuh dengan kekhawatiran tentang liputan besok," tulis Aleandra di jurnalnya. "Aku berharap semuanya berjalan lancar dan aku bisa melakukan yang terbaik."
Setelah menulis, Aleandra merasa lebih lega. Dia kembali ke tempat tidurnya dan mencoba untuk tidur. Kali ini, dia merasa lebih mudah untuk menenangkan pikirannya dan perlahan-lahan, dia akhirnya bisa tertidur.
Keesokan harinya pukul 9:00, Aleandra bangun dengan perasaan segar dan siap untuk hari yang baru. Dia merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi liputan yang akan datang. Dia tahu bahwa dia telah melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan diri dan dia siap untuk apa pun yang akan terjadi. Ketika semua persiapan telah tersusun dengan baik, Aleandra menerima panggilan.
"Halo," ucap suara dari ujung telepon.
"Ya, halo," balas Aleandra.
"Aleandra, kamu sudah siap?" tanya Randy.
"Iya, Randy. Aku sudah siap," jawab Aleandra dengan suara penuh semangat.