AVENDOR

Audhy R.H
Chapter #6

MENUJU WAKTU MALAM HARI

Setibanya mereka tiba, Randy dan Aleandra mulai berjalan menyusuri area perkotaan yang tampak begitu sunyi, serta gedung-gedung yang telah ditumbuhi lumut liar. Mereka merasa seperti berada di kota hantu, di mana kehidupan yang pernah ada di sana telah lenyap, meninggalkan bekas-bekas keberadaannya.

Sambil berjalan, Aleandra mengambil foto dan merekam video untuk mendokumentasikan kondisi kota tersebut.

"Halo gyus, hari ini aku telah berada di sebuah perkotaan, seperti kondisi saat ini, tempat ini benar-benar sunyi dan tidak terawat," ucap Aleandra.

Aleandra melanjutkan, "Hampir semua gedung di sini telah ditumbuhi lumut dan tampak seperti telah ditinggalkan untuk waktu yang lama. Ini benar-benar suatu pemandangan yang mencengangkan dan sedikit menyeramkan."

Sementara Aleandra berbicara ke kamera, Randy berjalan di belakangnya, memastikan bahwa semua adegan penting terrekam. Dia juga sesekali menunjukkan wajahnya di kamera dan menambahkan komentar atau informasi tambahan untuk memberikan konteks lebih lanjut kepada pemirsa.

Setelah mereka selesai merekam untuk hari itu, mereka mulai berpikir untuk mencari penginapan. Kelelahan berjalan membuat mereka ingin beristirahat. Randy memberikan saran untuk tetap berjalan mencari penginapan yang layak, namun Aleandra sudah seperti tidak ingin melanjutkan perjalanan.

"Aku, sudah huff... capek banget," ucap Aleandra dengan keadaan terengah-engah.

Aleandra mengeluarkan botol air minumnya dari tasnya lalu melihatnya. Air dalam botolnya sudah sedikit, dan Aleandra khawatir jika ia meminumnya, ia bisa mengalami dehidrasi.

"Yah, sudah mau habis." Aleandra membuka tutup botolnya dan meminumnya dengan sedikit.

"Arghh, ini sudah lebih dari cukup," ucap Aleandra.

Randy juga selesai minum air dan menutup botolnya.

"Aleandra lebih baik, kita tetap berjalan ini sudah mulai gelap dan kita belum menemukan tempat penginapan," ucap Randy.

Aleandra melirik ke kanan dan ke kiri yang ada hanya melihat kendaraan mobil yang terparkir di jalan, beserta beberapa kios yang sudah tidak berpenghuni.

"Aku benar-benar sudah gak bisa melangkah, kaki aku terasa berat," ucap Aleandra.

17: 27

Randy memperhatikan cahaya matahari mulai menurun.

"Sebaiknya kamu maksakan diri," ucap Randy.

"Ok," ucap Aleandra.

Aleandra yang tadiknya terduduk, dirinya mencoba kembali untuk berdiri.

"Hmm, Randy, barusan aku melihat ada kios di sekitaran sini. Apa salahnya kita menempati kios itu sebagai penginapan? Aku rasa tidak mungkin akan ada seseorang yang membuka loket kamar dalam keadaan kota seperti ini," ucap Aleandra, mencoba mengajak Randy.

Randy melihat langit yang sudah mulai gelap.

"Ya, sebaiknya kita bergegas. Aku mulai khawatir dengan binatang buas di malam hari," ucap Randy.

Mereka berdua segera bergegas menuju kios yang Aleandra lihat sebelumnya. Meski bukan penginapan sebenarnya, tempat itu tampak cukup aman dan nyaman untuk dijadikan tempat beristirahat. Mereka memeriksa sekeliling sebelum memutuskan untuk menetap di sana.

Setelah menetapkan barang-barang mereka dan mengatur tempat tidur sementara, Randy dan Aleandra duduk bersama, merencanakan apa yang akan mereka lakukan esok hari. Mereka berdua merasa lelah, namun puas dengan apa yang telah mereka capai hari itu. Meski jauh dari kenyamanan rumah, mereka berdua merasa bersemangat dan berdedikasi untuk melanjutkan misi mereka.

Dengan langit yang semakin gelap, Randy dan Aleandra memutuskan untuk beristirahat dan mengumpulkan energi untuk hari berikutnya. Mereka tidur dengan suara alam di sekitar mereka, mengingatkan mereka betapa jauh mereka dari rumah dan betapa pentingnya tugas mereka.

Aleandra terduduk sambil menyelimuti dirinya dengan selimut tebal di sekeliling tubuhnya, berada di depan kompor gas kecil. Aleandra menunggu airnya mendidih, sementara Randy memperhatikan Aleandra. Sesaat itu, Randy menyadari ada aroma busuk di dalam kios.

"Ada bau apa itu?" tanya Randy, mengerutkan hidungnya. Aleandra menghentikan apa yang sedang dia lakukan dan mencium udara.

Lihat selengkapnya