Pak Broto berada di luar motel, tepatnya dalam gudang, sedang mencari jirigen yang belum kosong. Dia ingin membawa jirigen tersebut untuk menyalakan genset. Pak Broto berusaha mencari dengan teliti di antara barang-barang di gudang, berharap menemukan jirigen yang bisa digunakan.
"Dapat," ucap Pak Broto dengan senang.
Seketika raut wajah Pak Broto berubah seperti cemas.
"Ini tidak akan cukup," ucap Pak dengan nada kecewa.
Pak Broto memegang jirigen yang hanya tersisa setengah, lalu dia mengangkatnya. Suara langkah kakinya terdengar di dalam motel saat dia membawa jirigen berisi bensin menuju genset.
Jam 7:00
Randy terbangun dengan pakaiannya telah diganti. Saat dia bangun dari tidurnya Randy melihat Aleandra terduduk di hadapanya.
"Hoaam." Randy terduduk.
"Malam yang melelahkan sepertinya?" Ucap Aleandra.
Ketika Aleaandra berbicara kepadanya Randy terkaget.
"Aleandra?" Randy terkejut.
Randy menutup matanya sambil ekpresi wajah yang senang melihat Aleandra berada di dekatnya. Saat itu Randy memanfaatkan waktu untuk meminta maaf kepadanya, untuk menyelamatkan harga diri sebagai laki - laki.
"Hufft, aku mau mengatakan sesuatu," ucap Randy sedikit grogi.
Aleandra menunggu sambil memperhatikan Randy.
"Itu adalah kelakuan yang keras untuk di terima olehmu, jadi bagaimana kalau kita ee," Ucap Randy yang grogi.
Aleandra masih menyimak sambil memperhatikan Randy sambil senyum kecil.
"Tidak usa di ingat lagi, itu sudah berlalu yang terpenting itu kita bisa fokus kembali ke pekerjaan kita," ucap Aleandra.
Randy yang mendengarkan itu melalui Aleandra mencoba menahan rasa sedihnya.