Avery

Kanaya Puti Syahidah
Chapter #3

Evan is Back!

"Kayaknya hari ini pelanggan banyak banget ya? Kita harus cari barista lagi deh. Padahal barista udah ada dua tapi tetap nggak cukup," kata Mama.

"Hari ini semua bahan-bahan sudah habis. Harus beli lagi nih," tambah Mama.

"Iya Ma, cari barista lagi aja. Kasian yang lain," balas Zeon.

"Oke deh," jawab Mama.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 dan mereka baru pulang ke rumah. Zeon kecapean dan langsung tidur pulas. Mama juga tertidur. Sementara Aamon dan Avery yang ada di rumah ternyata juga sudah pada tidur di kamar masing-masing.

@@@

 Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Mama, Aamon, Zeon, dan Avery menikmati sarapan sembari bercerita dan bercanda. Rumah tidak akan sepi jika ada Zeon dan Aamon. Mereka berdua sikapnya memang cuek di luar, tetapi kalau di rumah mereka seperti pelawak.

Keduanya juga sering kali berantam tetapi tidak terlalu serius. Mereka berdua adalah saudara yang akur dan kompak. Mereka tidak akan membiarkan saudaranya tersakiti oleh siapa pun. Keduanya akan membela satu sama lain.

Setelah ada anak angkat yaitu Avery, mereka berdua sangat melindungi dan menyayanginya. Mereka tak membiarkan Avery disentuh oleh lelaki mana pun kecuali mereka berdua. Mereka memperlakukan Avery seperti princess.

@@@

Pagi telah tiba. Avery bangun lebih dulu daripada Aamon. Avery mengetuk pintu kamar Aamon dan membukanya. Ia berjalan menuju Aamon yang sedang tertidur sangat pulas. Avery mencoba membangunkan dengan cara mendorong badannya secara pelan. Aamon belum juga bangun.

Avery lalu menyuruh Zeon membangunkan Aamon.

"Wooiii, Mama masak ayam!! Mau makan ayam nggak? Kalo nggak gue abisin!" Zeon berteriak ke dekat telinga Aamon.

Spontan Aamon terkejut dan bangun. Kesal dipukulnya lengan Zeon. Zeon pun langsung berlari keluar dari kamar Aamon.

Sedangkan Avery yang sudah berada di dapur melihat Mama memasak ikan. Avery refleks terkejut dan berlari ke arah kamar Aamon.

"Aamon!" serunya setengah berbisik. Wasjahnya tampak takut.

"Kenapa?" tanya Aamon.

"Mama masak ikan! Apakah aku akan dimasak juga?" Avery dengan cemas menoleh ke arah dapur.

Aamon tertawa kecil melihat tingkah Avery yang polos. "Ya, enggaklah. Nggak usah panik," jawabnya menenangkan.

"Bena raku tidak akan dimasak?" tanya Avery lagi, masih dengan gaya bicara formalnya yang terdengar lucu.

Aamon menggeleng kuat. “Lagian mana enak makan daging kamu.”

Meskipun jawaban Aamon itu terkesan meledek namun bisa membuat Avery lebih tenang.

"Aamon! Zeon! Avery! Sini sarapan dulu! Udah Mama masakin!" Mama berteriak.

Aamon menarik tangan Avery ke meja makan yang ada di dapur.

Avery yang melihat ikan goreng itu menjadi mual.

"Aku tidak mau makan ini," bisik Avery kepada Aamon.

Lihat selengkapnya