"Tok...Tok...Tok…!!!"
"Tok...Tok....Tok.....!!!"
"Woi Ram, lo udah siap-siap belom?"
Suara ketukan pintu yang keras diiringi dengan teriakan Steven berhasil membangkitkanku dari tidur. Perlahan aku mulai membuka kedua mata dan refleks mengecek handphoneku. Sialnya, di layar handphoneku tertera gambar angka 07.10. Sepersekian detik kemudian, aku mulai menyadari kalau ospek hari ini akan diadakan pada jam 07.30.
“Mampus dah gw.” ucapku dalam batin.
"Ahhh, kenapa lo baru bangunin gw sekarang venn!!!." jeritku seraya bergegas lari menuju kamar mandi.
“Lah, kan biasanya lo bangunnya cepet.” balas Steven
"Lo berangkat duluan aja Ven, gw nyusul aja." teriakku dari dalam kamar mandi.
"Yaudah deh Ram, gw berangkat duluan yaaaa." balas Steven berteriak.
Setelah bersiap-siap seadanya dengan waktu yang kurang dari 15 menit. Aku langsung bergegas mengambil peralatan dan tugas ospekku, dan tanpa berpikir banyak aku pergi berlari menuju kampus seperti orang yang sedang dikejar setan.
Saat sudah berada dipersimpangan jalan gang, aku melihat Adellia yang sedang berdiri bersandar di sebuah tiang. Aku terkejut, kenapa dia masih tetap menungguku?. Aku tak menyangka dia masih setia menungguku yang datang telat tidak sesuai dengan perjanjian.
Tanpa berpikir panjang aku langsung berlari mendekatinya.
"Del, sorry banget ya, gw bangun kesiangan tadi." ucapku dengan menyesal.
Tetapi Adellia tidak tampak marah, dia hanya meresponku dengan senyuman dan berkata "Yaudah gpp kok ram, langsung berangkat aja yuk. Ntar keburu telat nih.”
Aku hanya bisa mengangguk dan pergi secepat mungkin menuju kampus bersamanya. Disaat posisi kami sudah mendekati gerbang masuk kampus, kami tidak melihat keberadaan mahasiswa baru yang lain. Disana hanya tersisa beberapa panitia ospek yang sedang berdiri tegap didepan gerbang masuk kampus.
Dengan teriakan yang lentang, salah satu dari panitia ospek itu memanggil kami berdua.
"Hei, yang berdua disana, sini kalian!!!"
Mau tak mau, kami langsung bergerak mendekati para panitia ospek itu. Dan seperti yang kalian bayangkan, mereka sudah memasang raut wajah marah dan tatapan sinis yang khas layaknya pemeran antagonis.
Aku jadi merasa bersalah kepada Adellia, dia akan ikut terkena hukuman karena kesalahanku. Mungkin ini akan membuatnya jengkel, dan memberinya kesan yang buruk terhadapku. Aku hanya bisa pasrah dan berharap semua ini bisa cepat berlalu.
"Kenapa kalian berdua bisa terlambat?" tanya salah satu panitia ospek.
"Maaf kak, tadi saya bangun kesiangan." jawabku pelan.
"Halah!!! alasan klasik, ga ada alasan yang lain apa?" cibirnya
Aku hanya bisa menjawab pertanyaan mereka seadanya saja. Karena aku tau, jika memberi banyak alasan, mereka akan semakin senang meladeniku dan memborbardirku dengan pertanyaan yang sulit. Setelah menghadiahi kami dengan sekian banyaknya pertanyaan sekaligus sindiran, akhirnya mereka merasa puas dan sepakat untuk memberikan kami hukuman.
Sialnya, kami juga jadi tidak bisa mengikuti acara ospek. Yang kupikirkan adalah bagaimana nasib dari kelompok kami nantinya?. Selain itu, sekarang kami dihukum untuk membersihkan ruangan panitia ospek. Setelah menyelesaikan itu baru kami diperbolehkan pergi mengikuti kegiatan ospek.
Tapi sepertinya ini akan memakan waktu yang cukup lama. Belum lagi jika ada banyak orang diruangan itu, sudah pasti kami akan dicibir dan menjadi bahan gossip mereka. Sungguh hari yang sangat sial, pikirku.
Saat sedang berjalan menuju ke ruangan panitia ospek, terjadi beberapa percakapan antara aku dan Adellia.
Aku menghela nafas dan dengan menyesal berkata "Sorry banget ya del, gara-gara gw, lo juga jadi kena hukuman."
"Kamu sih ram, masih sempet-sempetnya aja ngebo waktu ospek hahaha." jawab Adellia
"Santai aja kali ram." ucapnya sambil menepuk-nepuk pundakku.
"Makasih ya, tapi kok lo masih mau nungguin gw sih Del?." tanyaku dengan canggung.
"Sama-sama Ram. Hmmm, mungkin karena aku tipe orang yang setia kali? hehe." ucapnya dengan senyuman manis.
"Tapi aku tetep ngerasa gaenak sama kamu Del." ucapku pelan
"Gapapa kali Ram, lagian aku udh lama banget gak dihukum. Jadi hitung-hitung buat nostalgia deh hahaha." ucapnya sambil tertawa
Duh, udah cantik, baik, ditambah sifatnya yang humoris juga. Benar-benar tipe wanita idaman bagi para pria pikirku. Aku penasaran, pria beruntung seperti apa yang akan mendapatkan hatinya. Mungkin di kehidupan sebelumnya, pria itu telah berjasa menyelamatkan sebuah negara, ucapku dalam hati.