Awakening - Sixth Sense

Kevin Aryanto Wijaya
Chapter #8

Sebuah Awal

Aku terperanjat dan spontan menoleh kebelakang. Ternyata itu adalah suara dari Adel yang sedang berdiri sambil memeluk beberapa buku. Dalam sesaat aku langsung melupakan keberadaan dari wanita yang berdiri di sudut ruangan itu. Sebab aku sedang terpana akan penampilan dari Adellia yang mengenakan kemeja dan celana jeans serba hitam. Perubahan yang paling mencolok darinya adalah gaya rambutnya yang diikat kuncir kuda. Sejenak, aku tak bisa memalingkan pandanganku darinya.


"Ram, kamu dengar aku gak? halooo???" tanya Adel sambil melambaikan tangannya didepan mataku.


"Eh… iya del, ngomong apa tadi?" jawabku gagap.


"Itu tuh, cewe yang lagi berdiri disana, kamu bisa ngeliatnya kan?" ucapnya sambil menunjuk ke arah sudut kelas.


Aku mengalihkan pandanganku ke arah sudut kelas dan melihat wanita itu masih tetap berdiam diri disana. Untung saja belum ada mahasiswa lain yang hadir selain aku dan Adel di kelas itu. Kalau tidak, sudah pasti kami akan menjadi pusat perhatian disana.


“Cewek itu manusia apa bukan sih Del?” tanyaku untuk memastikan


“Mana ada manusia pake baju gituan di kampus Ram hahaha.” jawab Adel


Setelah mendengar ucapan Adel, aku akhirnya yakin kalau yang kulihat itu adalah makhluk halus. Dari karakteristik yang ditunjukkan, aku bisa menyimpulkan kalau dia adalah salah satu makhluk mitos yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Benar sesuai dugaan kalian, dia adalah kuntilanak alias mbak kunti. ‘Tapi kenapa aku hanya bisa melihat kuntilanak itu saja?’ Aku merasa aneh sekaligus bergidik ngeri memikirkannya.  


"Itu dia kok diam doang ya Del? Apa dia tau kalo kita lagi ngeliatin dia?" tanyaku dengan bingung.


"Dia penunggu disini Ram, mereka langsung tau kok, orang yg bisa lihat wujud mereka. Mau aku coba panggilin dia kesini aja Ram?" ucap Adel sambil tersenyum menatapku


"Eh jangan dong Del, dari jauh aja udah serem banget apalagi kalo dari dekat." jawabku gugup


"Hahaha, bercanda doang Ram" tawanya


"Eh, bukannya kemarin kamu bilang gak bisa lihat mereka Ram? kok sekarang kamu bisa lihat dengan jelas?" tanya Adel dengan bingung.


"Nanti semuanya aku ceritain habis kelas ini selesai aja Del." jawabku sambil mengambil posisi duduk di kursi yang jauh dari si mbak kunti.


"Oh, oke deh Ram." jawabnya sambil duduk disebelahku.


Setelah menunggu sampai kisaran 5-10 menit, akhirnya dosen pun tiba dikelas lalu memulai kelas seperti biasanya. Saat kelas berlangsung, aku tak bisa fokus karena perhatianku dipecah oleh keberadaan kunti yang ada disudut ruangan. Sesekali aku memerhatikan ke arah sudut ruangan, karena penasaran apakah dia masih berada disana. Ternyata, si mbak kunti itu masih saja tetap diam disana bagaikan sebuah patung.


"Kita sudahi dulu pertemuan kali ini, sampai jumpa lagi di pertemuan berikutnya." ucap dosen sebagai kata penutup.


Akhirnya kelas telah usai, aku dan Adel langsung beranjak dari kursi lalu pergi keluar dari kelas. Baru saja keluar dari kelas, aku langsung disuguhi pemandangan yang sangat mengerikan. Di sepanjang lorong, bukan hanya satu atau dua makhluk halus, tapi ada segerombolan dari mereka yang sedang memandang kearahku. Rata-rata wajah dan tubuh mereka hancur dan berlumuran dengan darah. Begitu juga dengan posisi mereka, ada yang berdiri,duduk dan bahkan ada yang merangkak menempel dilangit-langit.


Aku terkejut setengah mati, badanku spontan gemetaran melihat penampakan mengerikan semacam itu. Refleks aku mengalihkan pandanganku menghadap ke lantai, lalu berbalik badan dan masuk kembali ke dalam ruangan kelas. Aku langsung menutup pintu kelas rapat-rapat, agar tidak melihat penampakan mereka. Seumur hidupku, baru kali itu aku melihat penampakan semengerikan itu. Yang kulihat tadi tampak dengan wujud yang berbagai jenis. Mulai dari wanita,pria,anak-anak,nenek-nenek, dan bahkan seperti hewan yang bentuknya tak beraturan pun muncul di lorong tersebut. Aku tak tahu apa sebenarnya yang terjadi di lorong itu, mengapa sampai ada sekumpulan makhluk halus yang bertengger disana.


Sementara itu, Adel menyadari kondisiku yang shock. Dia mengikutiku kembali masuk kedalam kelas sembari menepuk-nepuk bahuku lalu berkata “Jangan takut Ram, ada aku disini kok. Mereka ga bakal berani ganggu kamu.” ucapnya pelan meyakinkanku


“Mereka semua kok bisa natap gw gitu ya Del? Seakan-akan tau, kalo gw bisa ngeliat mereka.” tanyaku dengan badan yang masih gemetaran karena mengingat pemandangan barusan.


“Emang mereka tau Ram, kalo lo bisa ngeliat wujud mereka.” jawab Adel


Lihat selengkapnya