Tatapannya layu perlahan. Seperti banyak bagian tubuhnya yang menumpuk lelah perjalanannya. Hanya cahaya putih menyilaukan yang sesekali Ia lihat tepat di atasnya. Tepat berada di tengah kubah berwarna kuning.
Tak ada siapa-siapa di dalam ruangan itu.
Dia terduduk bersandar pada dinding ruangan berwarna kuning pudar.