Awan Tanpa Rupa

ANCALASENJA
Chapter #19

Epilog

Malam itu temaram sinar bulan masuk ke sela-sela gorden yang tak tertutup rapat, suara-suara katak bersautan dari ujung ke ujung, gemericik suara hujan jatuh pelan-pelan takut menghantam tanah liat. Meninggalkan sisa-sisa hujan berupa lumpur padat.

Adit menggantungkan plakat dan medali perlombaan yang Ia dapatkan kala berpartisipasi di POPDA. Capaian paling berkesan untuknya selama bersekolah.

Adit duduk di kursi membuka-buka lembaran kertas, membaca dengan seksama, menulis dengan hati-hati, memastikan tidak meninggalkan kesalahan apapun di setiap baris yang Ia tulis. Suara gesekan pulpen dan kertas yang Ia buat terdengar pelan meninggalkan jejak-jejak basah tinta di permukaannya. Berhati-hati sekali untuk tak menggesekkan tangannya di bekas tinta yang menempel di kertas.

“Adit, makan malamnya udah siap…”, terdengar suara dari luar kamar memanggilnya untuk segera berkumpul. Ayu memanggilnya untuk makan bersama.

Lihat selengkapnya