"Ini baru permulaan, dan belum kutemukan tantangan. Aku menunggumu wahai rintangan!! Cobalah aku dan akan kuhadapi dirimu."
- Khafi Luqman Mafaza
****
Seseorang tengah melirik jam yang berada di pergelangan tangannya. Menunggu waktu kapankah hujan lebat itu akan reda. Ia sudah bosan menunggu disana. Ingin rasanya cepat cepat kembali kerumah dan mengistirahatkan badannya. Siapa lagi? Yasmin lah orangnya. Sang pemeran utama cerita.
Tepat dibelakangnya juga, ada seseorang yang tengah melambai-lambai kan tangannya, dan memanggil Yasmin. Coba tebak siapa? Iyaaa,, siapa lagi kalau bukan sang pemeran utama pria? Khafi Luqman Mafaza tentunya.
Yasmin menatap kesal kearahnya. Sungguh hari ini mengapa nasibnya tak mendukung dirinya? Kali ini Yasmin sudah lelah, ditambah lagi sekarang didatangi lagi oleh pria seperti dia. Yasmin pastikan moodnya akan semakin rusak karena pria disampingnya.
"Lihat! Kosong kan kosong?" Kata Khafi. Ia menunjukkan kedua tangannya yang semula kosong. Entah apa maksudnya, mungkin sulap akan ditunjukkannya?
Dan benar saja, tiba tiba payung berwarna merah muda berada ditangannya. Yasmin sempat terpengarah, bagaimana bisa Khafi melakukannya? Setelahnya juga, Khafi membuka payung yang berada ditangannya. Dan memakaikannya pada Yasmin. Alih alih senang, Yasmin malah menggeram.
"Lo mau ngapain lagi sih?" Yasmin kesal.
"Bisa nggak lo jauhin gue?"
Khafi hanya diam saja. Membiarkan Yasmin mengeluarkan kekesalannya.
"Udah sana sana! Mending lo pergi aja!" Usirnya.
Bukannya marah, Khafi malah tersenyum dengan manisnya. Ia mengangguk dan memenuhi apa yang Yasmin minta. Ia kembali bergaya dengan sulapnya, dan mengeluarkan satu payung lagi dari tangannya. Berwarna biru muda. Saat payung itu terbuka, kupu kupu muncul dari sana. Lagi lagi, Yasmin menatap aneh kearahnya. Bagaimana Khafi bisa melakukannya? Oh entahlah. Hanya Khafi yang mengetahuinya. Khafi pergi dari sana dengan membawa payung birunya. Ia berjalan mundur, dan memberikan kiss bye kepada Yasmin. Tanpa berkata apapun.
"Hah?" Yasmin bergumam. Ia sempat menatap aneh lagi kearah Khafi. Lalu saat ia melihat kearah Khafi lagi, sosoknya sudah tak lagi ia temui. Mungkin dia sudah benar benar pergi.
"Dasar cowok aneh." Kata Yasmin.
Setelahnya, ia menoleh ke samping. Dan menemukan payung berwarna merah muda tadi. Ia tersenyum dan mengambilnya.
"Ngeselin, tapi baik juga." Katanya lagi.
Lalu ia membuka payungnya, dan memakainya. Segera mungkin ia pergi dari sana.
Khafi tersenyum lega. Akhirnya Yasmin mau menerima bantuannya. Ia belum benar benar pergi, dan memilih untuk sembunyi. Ia ingin memastikan Yasmin memakai payung yang diberikannya. Setidaknya, itu akan membantu seseorang yang disayanginya. Meskipun Yasmin selalu menolaknya. Tapi tak apa, bisa berjumpa dengan Yasmin saja Khafi sudah bahagia.
****
Sampai menuju rumahnya, ternyata hujan masih cukup lebat juga. Mungkin hujan adil mengguyur seluruh bagian kota. Yasmin memasuki rumah sambil membawa payung merah mudanya. Dan ternyata ia disambut oleh maminya, Fatma.
"Assalamualaikum Mimaa!" Sapanya.
"Waalaikumsalam cantiknya Mima" Jawab Fatma.