"Aku takut jatuh cinta karena sakitnya. Itulah sebabnya aku sering menghindari Cinta. Aku tidak mau merasakan sakit setelah bahagianya. Tapi percuma, kini aku merasakannya."
- Yasmin Ayusha Fiza
****
Kali ini Khafi tengah berada di sebuah cafe bersama dengan saudara perempuannya, Fikha. Mereka berdua adalah saudara kembar. Dengan Fikha sebagai adiknya.
Selama ini Fikha berada di Jawa dan tinggal bersama dengan pamannya. Namun karena Khafi meminta Fikha agar kembali ke Jakarta, Fikha bisa apa selain menurutinya. Baginya, Khafi adalah segalanya selain Babanya. Karena mereka berdua sudah tidak pernah bertemu lagi dengan Mama, sejak mereka masih berumur 7 tahun.
"Nenek sama paman gimana kabarnya di Jawa?" Khafi bertanya.
"Paman sekeluarga baik, Nenek juga baik. Yaaa, kakak tau sendiri kan gimana nenek? Gamungkin sih gak sehat sehat aja. Orang setiap hari rajin banget olahraga." Jawab Fikha dengan semangatnya.
"Kalau nenek mah udah biasa olahraga. Kayaknya kamu yang nggak pernah?" Khafi menebak. Fikha tersenyum kikuk karena tidak bisa menjawabnya. Yaa, Khafi memang tau sekali kepribadian nya.
"Sudah kudugaaa." Kata Khafi selanjutnya.
"Makanannya mana sih lama banget? Gatau orang laper apa ?" Fikha menggerutu. Khafi tertawa.
"Bentar lagi. Sabar napa!"
"Udah sabar ini kak.. Pelayanan nya aja lama." Jawab Fikha sambil mengerucutkan bibirnya kesal. Khafi gemas melihatnya. Ia benar benar merindukan adik tercintanya. Mereka berbincang bincang dan bercerita. Melampiaskan rasa rindunya, karena tidak bertemu dalam waktu yang cukup lama.
Dari arah yang berbeda, Yasmin bersama dengan Alindra juga berada disana. Alindra sengaja akan mentraktir Yasmin katanya. Karena hari ini Alindra mendapatkan pujian dari dosennya, karena itu ia mau merayakan kebahagiaannya.
"Makanan dataang!" Ucap Alindra dengan nada senangnya saat pelayan mengantarkan pesanan mereka.
"Kayak bocah!" Ejek Yasmin.