Dari awal cerita ini mengulas kebencian Nana terhadap sang ayah. Dari alasan A hingga Z, bahkan kebenciannya itu sampai tahap ia ingin membunuh sang ayah karena sang membenci, sakit hati dan dendam karena ayanya itu.
Namun ia juga sring ketakutan akan rasa bencinya terhadap sang ayah. Ia takut jika ia tak akan bersedih seperti anak lainnya ketika kehilangan ayahnya. Ia sadar ia mempunyai niatan buruk terhadap ayahnya itu ,namun apa ia akan terus seperti itu. Apa ia akan terus membenci ayahnya seumur hidupnya.
Suatu hari Nana dan teman temannya memutuskan menonton sebuah film selepas pulang sekolah di rumah Nana. Ia membawa tiga teman dan satu dantaranya adalah kakak kelas satu tingkat diatas Nana dan teman teman yang lain. Kakak kelas itu juga yang merekomendasikan untuk mennton film.
Sebelumnya mereka telah janjian untuk berkumpul disalah satu titik agar bisa berangkat bersama ke rumah nana. Selepas bel paling merdu berbunyi (bel pulang) mereka langsung bergegas ketempat yang sudah dijanjikan.
Setelah semua sudah berkumpul tanpa basa-basi mereka langsung menaiki salah satu angkot untuk ke rumah nana.
Alasan mengapa rumah Nana menjadi tempat menonton adalah letak rumahnya sangat strategis. Sangat dekat dengan jalan raya, tak usah masuk gang atau jalan kecil, mudah ditemukan dan tak melelahkan.
Belum lagi rumah Nana seperti titik tengah bagi teman temannya. Posisi paling dekat dengan semua rumah temannya. Menjadikan rumah Nana tempat berkumpul dan juga disana tersedia ruang yang cukup untuk berkumpul bersama. Teknologi juga memadai seperti laptop, tv, dvd, rumah juga selalu sepi sangat pas.
Saat turun dari angkot mereka hanya membutuhkan lima belas langkah untuk sampai di rumah Nana.
Setelah melepas sepatu mereka naik ke lantai 2 dimana tv dan dvd berada disana. Nana mengambil beberapa bantal dan menyalakan hal-hal yang dibutuhkan.
Film telah dimulai. Masing-masing telah menemukan posisi nyaman mereka. Tatapan mereka pun mulai serius tatkala film dimulai.
Filim dimulai dengan beberapa scene yang cukup lucu sehingga mengundang tawa mereka yang menonton. Tingkah lucu sang ayah di balik keterbelakangannya itu tak menyurutkan kelucuan yang ada. Ditambah putrinya pun sama.
Saat adegan dimana sang ayah akan pergi bekerja pun sangat menghibur bagi Nana dan kawan-kawan. Saat melakukan hal konyol untuk memberikan salam membuat mereka tertawa terbahak bahak walau untuk Nana membuatnya sedikit iri.
Lalu semakin lama mereka dibuat geram karena sang ayah menjadi korban salah tangkap dan diberikan hukuman mati. Ketidak adilan yang didapat membuat mereka mulai terbawa susana hingga mata mereka tak terasa sudah memerah.
semakin lama alur cerita semakin menyedihkan membuat mereka ikut bersedih juga. Beberapa diantarnya sudah berlinang air mata, yaitu Nana dan Ayu. Keadaan mereka yang mempunyai hubungan kurang baik dengan ayah masing masing membuat film ini terasa sangat menyedihkan.