Memori-memori mengerikan itu tak pernah berhenti menghantui. Rasa takut di masa lalu masih terbayang di benaknya.
Waktu berlalu namun tak ada kata membaik baginya, Keadaannya semakin parah. Kebiasaannya melukai diri pun ikut memburuk membuat situasinya semakin parah. Belum lagi sang ayah yang terus terusan menyakitinya.
Walau sudah bercerita dan mencurahkan hatinya pada teman-teman yang ia percaya ia masih tak merasa lebih baik. Rasa-rasanya ia ingin mengeluarkan bebannya itu pada orang yang membuatnya menjadi seperti ini, ayah dan ibunya.
NAmun ia sendiri sadar bicara pada mereka hanya akan menambah beban yang ada belum lagi memperparah luka yang sudah parah. Menurutnya diam adalah cara paling baik menghadapi kedua orang tuanya itu.
Saat ia duduk dibangku kelas sembilan sekolah menengah pertama keadaannya sangat memburuk. Pola makan dan tidur sangat rusak parah sampai-sampai gadis itu sering bolos karena malamnya tidak tidur sama sekali.
Hal pertama yang membuatnya seperti itu adalah orang tuanya. Tokoh utama dalam pembuatan luka pada diri Nana adalah orang tuanya sendiri, terutama sang ayah yang sangat-sangat berkontribusi besar dalam membuat luka pada Nana.
Belum lagi ia memilik masalah dengan teman-temannya. Yang satu teman yang paling ia percaya mengkhianati hanya karena lelaki. Dan juga kasus penuduhan Nana oleh salah satu kakak kelas yang padahal pelaku sebenarnya.
Tambah lagi teman sekelasnya yang sangat menambah beban yang ada. Beberapa sikapnya ke kakanakan ada yang bossy ada terombang-ambing ada juga yang netral, memilih diam dibanding memperkeruh suasana.
Dan saat itu juga ada masalah dengan mereka perihal ulangan praktek penjaskes.
Nana yang tadinya diam lama-kelamaan lelah dan malah ikut bersikap kekanak-kanakan membuat keadaan semakin semakin keruh. Ketika latihan senam kelompoknya itu terbagi tiga. Ia kelompok netral begitu pula Ain, Tari, Amel dan Mega, satu bossy yaitu Ama, dan sisanya kelompok yang tak suka terlalu diatur si bossy.
Terjadi percekcokan, namun sempat berhasil ditengahi oleh orang-orang yang netral. Namun saat Nana dan kawan kawan yang netral berusaha mencari gerakan dan yang satu juga ikut berusaha Ama yang bossy malah diam dan tak memperhatikan usah teman-temannya dan setelahnya terjadi sebaliknya yang tetap berusaha hanya Nana dan yang netral saja.
Tak bisa disabari olehnya Nana langsung pergi dari tempat latihan karena merasa tidak dihargia dan juga dirinya lelah berpikir mencari gerakan tapi yang lainnya malah santai-santai hanya karena marah, kekanak-kanakan memang. Namun saat ia pergi dan sudah berjalan di sisi jalan raya Ama salah satu teman Nana merasa mempunyai peran sebagai boss itu menjambak Nana dari belakang.
Sudah sakit ditambah malu, di sisi jalan raya temannya itu tanpa malu menjambak rambut Nana hingga semua teman-teman yang ada kaget bukan kepalang.
Yang salah yang ngegas, itulah kata yang mendefinisikan temannya yang bossy aka Ama.
Dan saat tiba di rumah, Ada lagi masalah. Sang ibu berselingkuh dari ayahnya, lengkap sudah. Sangat lengkap, dari semua sisi semuanya menjurungkan Nana pada rasa sakit. Mereka Layaknya menodong Nana dengan pisau agar segera terjatuh kejurang kehancuran.
Malamnya sang ibu kedapatan bertelfon dengan seseorang dan ayahnya datang bermaksud menghampiri sang istri. NAmun saat berada diruang keluarga dimana Nana sedang berada disana untuk menonton tv ayahnya itu tiba-tiba berhenti.