Setelah masa smp selesai, tur wisata juga sudah dilaksanakan namun pendaftaran SMA masih terbilang cukup lama. Ditambah bulan puasa dan hari raya memperpanjang masa libur Nana.
Nana dan keluarganya merayakan puasa terakhir dan hari raya idul fitri di Garut, kediaman orang tua ibunya Nana. Mereka merayakannya di sana karena sang adik sudah lebih dulu dikirimkan karena ingin liburan bersama sang nenek.
Dan mau tak mau Nana ikut bersama adiknya itu karena ibunya terus meminta agar lebaran bisa bersama-sama.
"Kalau lebaran disini uang THR jadi gaada, sialan bocah bodoh itu" kesalnya.
Namun usut punya usut sang ayah kembali membuat onar. Tak hanya memancing kemarahan Nana saja. Masalah ini juga memancing amarah sang ibu yang merasa suaminya itu sangat tidak adil.
Ayahnya ketahuan berbohong perihal uang THR yang ia berikan pada keluarga besarnya atau tepatnya pada keponakan-keponakan ayah.
"ayah ngasih berapa ke mereka?" Tanya Nana mengintimidasi
"cuman sepuluh ribuu" Balasnya panik.
Namun beberapa hari setelahnya Nana dan sang ibu masih curiga. Kini ibunya yang bertanya.
"ngasih berapa kamu ke anak-anak?"
"dua puluhh lima..aa" jawabnya panik lagi membuat kedua wanita itu semakin curiga.