Dua hari setelah kematian sang ayah dan juga gosip yang beredar di lingkungannya. Gosip yang beredar karena ucapan banyak orang dari mulut ke mulut dan dari mata ke mata. Keluarga kecil Nana tak tahu jelas soal itu. Walau ibunya mendengar samar-samar namun ia tak mendengar jelas tentang kematian suaminya itu. Yang ia tahu hanya soal sang suami tak mati biasa,suaminya dibunuh dan itu dilakukan oleh kakaknya.
Belum lagi ia tahu jika sang suami tak memiliki riwayat jantung.
Dan orang yang di gosipkan sebagai pelaku pembunuhan datang ke kediaman Nana ketika issunya sedang sangat ramai diperbincangkan. Setelah meminta surat kuasa yang tak pernah orang duga karena itu termasuk hal yang tak berperasaan ia kini kembali dengan pernyataan yang sama-sama tak pernah di duga orang-orang.
Mana, lelaki yang berstatus sebagai kakak ayah Nana itu kembali membuat rasa sakit. Setelah masalah uang dan kasih sayang saat sang ayah hidup dan kini soal surat kuasa dan pembunuhan.
"Neng tahu gosip yang ada? Bukan kakak ya" Belanya sebelum mengatakan permasalahan.
"Gosip apa kak?" Bohong ibunya, karena ia mendengar samar kabar burung itu dari banyak orang.
"Kakak ngebunuh suami kamu,"
"Ng-nggak" Jawab sang ibu kaget, karena mendengar hal itu dari mulut orangnya sendiri. Nana yang mendengar pun ikut kaget, begitu pula sang Nenek yang menguping.
"Jangan percaya ya, kakak gak mungkin ngebunuh adik kakak sendiri kan?" tekannya.
Pertanyaannya itu membuat semua orang berpikir jika itu sebuah pengakuan tak langsung dari mulut sang pelaku. Nana yang asalnya terdiam kini tertawa tak lucu. Ia seperti tahu kejadian seperti ini, ini seperti hal yang tak asing bagi Nana.
Menurutnya ini seperti drama-drama korea tema criminal yang pernah ia tonton. Dimana sang pelaku mengaku secara tidak langsung untuk menyelamatkan diri dan seolah olah menjadi korbannya agar terhindar dari tuduhan.
"Kakak datang terakhir jadi kakak gak tahu itu, Kakak juga gak tahu siapa yang ngeracik minuman almarhum" Belanya lagi.
"Lagian kalau gak ngebunuh gak usah cape-cape buat ngasih tahu hal yang gak ia perbuat kan,bajingan itu malah mengakuinya secara langsung" ucapnya kesal namun bernada sangat pelan.
"Ternyata ada yang lebih mengerikan dari drama yang ku tonton, hidupku sendiri sangat mengerikan. Haruskah dibuat drama juga?" pikirnya.
"sumpah neng, kakak gak ngebunuh adik kandung kakak sendiri, masa kakak setega itu" Namun wajahnya penuh penekannan seolah olah pernyataannya itu harus diiyakan oleh Ibunya.
Sang ibu hanya bisa pasrah, tersenyum getir dan mengiyakan apa yang kakak iparnya bilang. Walau hati kecilnya sangat sakit dan menahanan perasaanya agar tak menambah masalah yang ada walau ibunya itu korban. Istri mana yang tidak sakit mendengar suaminya di bunuh dari mulut pelakunya langsung? Walau belum ada bukti dan saksi yang kuat namun Nana dan keluarganya sangat yakin.
Namun diakhir pembicaraan ibunya bilang.
"Mau bener atau engga, aku harap kebenarannya akan trungkap" ucap ibunya penuh penekanan.
Setelah itu, Mana pergi dari kediaman Nana. Lagi lagi menyisakan luka. Setelah ia pergi semua orang yang ada disana terdiam dengan amarah masing-masing karena orang yang sama.
"setelah masalah harta yang sudah gila itu, kini ia malah mengakui tidak langsung perbuatannya." kesal Nana.
"sebelum ayah mati atau pun setelah ayah mati ia masih saja jadi penyebab masalah dikeluargaku. bajingan memang" sambungnya lagi sembari merutuk.
"manusia bukan sih, bisa-bisanya" kesal neneknya.
Namun walau begitu fakta dan saksi kematian sang ayah belum jelas, semua itu masih dugaan yang mereka rasa benar adanya. Karena sikap sang kakak pada ayahnya terlalu jelas untuk itu.
Dan hari-hari setelah pengakuan jika kakak ayahnya itu tak melakukan pembunuhan keanehan mulai disadari satu persatu dan kebenaran pun mengikutinya.
Ibunya mengatakan jika saat menghembuskan nafas terakhirnya suhu tubuh suaminya tidak normal. Kebanyakan orang yang meninggal memiliki suhu yang dingin namun suaminya itu malah panas bagai demam.
Mulutnya mengeluarkan busa dan tercium bau alkohol dan disetujui salah satu paman nana yang mengangkut mayat ayahnya Tubuhnya pun memeliki beberapa lebam entah karena apa padahal ayahnya itu tak bertengkar dengan siapapun malam itu. Belum lagi mayat ayahnya itu terlihat seperti terbakar.