Ayah, Aku Bukan Sosiopathy!

Ragil Kemuning
Chapter #1

•| 0 Prolog

Aroma petrichor menguap tatkala derasnya hujan mulai jatuh menyapu seluruh jalanan kota. Ruangan gelap dengan jendela dan pintu yang terbuka lebar mempersilahkan sinar redup rembulan masuk. Pemadaman listrik yang mendadak membuat seluruh warga geger, belum lagi dengan derasnya hujan yang disusul kilatan merah di atas sana.


Gemuruh guntur mulai terdengar memekakkan telinga. Suasana yang tadinya senyap menjadi mencekam kala dia—pria yang duduk di pinggir sofa dengan lengan kemeja yang disingkap mulai menggebrak meja dengan sekuat tenaga. Vas mungil dengan isian batu berwarna-warni itu tumpah berceceran di lantai. Sementara, orang lain yang berdiri di pojok pintu hanya bisa menunduk takut.


Sekali lagi, dia—pria itu menggebrak meja sembari melayangkan tatapan tajamnya. Gadis yang sebelumnya berdiri kini hanya bisa meremat kuat jemarinya sembari menahan napas dengan jantung yang kian berdebar.


Kilatan petir melesak masuk tanpa permisi melalui jendelanya yang terbuka—meninggalkan suara amukan guntur di atas sana. Angin kencang menyalurkan hawa dingin yang tak tertahan. Akan tetapi, semua itu tidak membuat suasana panas ini berangsur membaik.

Lihat selengkapnya