Ayah, Benarkah Aku Anakmu?

Trinaya
Chapter #3

Bab 3 Takut

Hana terdiam duduk di ranjang ruang kesehatan sekolah. Sesekali meringis menahan sakit, ketika Fazwan mengobati memar di sekitar dagu gadis itu. Kemudian, beralih ke pergelangan tangan Farhana yang memerah karena cengkraman kuat dari Fera. Faz terlihat hati-hati sekali agar tidak terlalu perih.

"Lain kali, jika ada yang melakukan ini padamu, kamu harus bisa melawannya. Jangan biarkan orang-orang jahat itu menyakitimu. Kamu harus kuat, tidak boleh lemah hanya karena kamu seorang perempuan."

Fazwan menasihati Farhana di tengah aktivitasnya mengobati luka gadis itu. Hana tertunduk dan terdiam. Tidak berani menatap Faz, meski jarak mereka cukup dekat.

"Siapa namamu?" tanya Faz sembari menatap ke arah Farhana yang masih tertunduk.

Hana mendongak, memberanikan diri menatap ke arah pemuda yang telah selesai mengobati lukanya tersebut.

"Fa--Farhana."

"Aku Fazwan, guru magang di sekolah ini. Kamu kelas berapa?"

Faz mencoba tenang menghadapi Farhana yang tampak seperti takut. Gadis itu terus menunduk, tidak berani menatap pemuda di hadapannya tersebut.

"A--aku kelas sebelas, Kak."

Farhana masih saja gugup. Antara takut dan berdebar. Tatapan Fazwan yang tajam, membuat gadis itu tidak berani menatap pemuda itu.

"Apa kamu akan terus menunduk seperti itu? Apa kamu sedang melihat hantu?" tanya Fazwan.

Pemuda berparas tampan dengan hidung mancung dan lesung di kedua pipinya itu terus memperhatikan Farhana yang tampak sedikit gemetar sambil meremas ujung pakaiannya.

Hana terdiam. Gadis itu memang memiliki trauma mendalam dengan laki-laki. Semua karena sikap Sang Ayah yang tidak pernah baik padanya. Farhana menganggap semua pria sama saja seperti ayahnya.

Faz membuang napas kasar. Namun, tetap berusaha sabar menghadapi gadis di hadapannya tersebut. Fazwan merasa Hana perempuan yang berbeda dengan anak-anak sekolah yang selama ini ia bimbing.

"Farhana," panggil Fazwan lembut.

Gadis itu mendongak, memberanikan diri menatap Faz. Menelan ludah sambil menyugar rambut dan merapikannya.

"Terima kasih telah menolongku. Maaf, aku harus kembali ke kelas."

Farhana berdiri dan langsung melangkah cepat meninggalkan Faz yang masih terpaku melihat Hana.

"Heh ...."

Aneh sekali gadis itu. Kenapa seperti orang ketakutan seperti itu? Apa dia sering menjadi korban bully di sekolah, sampai seperti itu?

Fazwan memandangi punggung Farhana yang semakin menjauh. Pria itu bingung dengan sikap yang tidak biasa pada diri gadis tersebut.

***

Sehabis asar, Farhana pulang sekolah. Memang sudah biasa jam sekolahnya mengharuskan ia pulang sore. Selain pelajaran inti, ada beberapa tugas lain yang wajib diikuti siswa, yaitu pelajaran tambahan.

Semua dilakukan pihak sekolah untuk membantu siswa yang terkendala dalam mengikuti pelajaran. Saling diskusi dan memecahkan tugas yang sulit.

Lihat selengkapnya