Farhana melangkahkan kakinya dengan cepat. Sebab, ia sudah hampir telat tiba di sekolah. Begitu asik membantu ibunya di rumah sebelum berangkat, sampai lupa waktu. Sementara kakak, adik, dan ayahnya, sudah berangkat terlebih dahulu. Hal bisa bagi Farhana di tinggal sendiri. Tidak peduli gadis itu terlambat sekolah atau pun tidak.
Langkahnya terhenti, ketika ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga hampir tumbang. Beruntung, tangan kekar orang itu menangkapnya. Jika tidak, Farhana pasti jatuh ke lantai.
"Maaf, maaf, saya tidak senga ... Kak Faz."
Hana menghentikan kalimatnya, ketika ia mendongak dan melihat orang yang di ditabraknya ternyata Fazwan.
"Maaf, Kak. Aku buru-buru sampai tidak perhatikan jalan," ucap Hana pelan sambil tertunduk.
Faz menghela napas pelan. Kemudian tersenyum tipis menatap ke arah Farhana.
"Kenapa baru datang? Apa lama menunggu bus?" tanyanya penasaran.
"Emm, i--iya, Kak," ucap Hana gugup.
"Kamu yakin mau masuk kelas dengan kondisi seperti ini?" tanya Faz kembali.
Fazwan memperhatikan kondisi Hana yang tampak sedikit kacau. Roknya sedikit basah, rambutnya berantakan, peluh menetes membasahi wajah Farhana.
"Tidak apa, Kak. Sudah biasa," jawab Hana sambil terus tertunduk.
"Hana, sebenarnya kamu ...."
"Maaf, Kak. Aku harus segera masuk kelas. Sebentar lagi pelajaran akan di mulai. Nanti kena hukum."
Farhana menyela kalimat Faz, ia tidak ingin berlama-lama berbincang dengan pemuda itu karena takut akan menjadi bahan perbincangan dan itu bisa berpengaruh pada dirinya juga Fazwan.
Pria itu kembali dibuat terpaku oleh Hana. Membuat rasa kepenasarannya semakin bertambah. Ingin rasanya Faz bisa lebih dekat dengan Hana dan bicara, supaya ia bisa mengetahui ada apa dengan gadis misterius itu?
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Hana? Kenapa dia seperti ketakutan saat melihatku? Kenapa dia juga selalu datang mepet waktu? Bahkan, aku tidak diperbolehkan mengantarnya sampai depan rumahnya.
Fazwan membatin, ia begitu penasaran dengan sosok Farhana yang begitu misterius. Sangat berbeda dengan gadis-gadis remaja pada umumnya.
~~~
"Hana! Kamu pulang telat lagi?"
Suara bariton Fakhri terdengar begitu menggelegar. Memekakkan telinga, membuat Farhana yang baru saja melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam rumah terperangah.